REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - -Kekhawatiran dunia islam tentang penggunaan vaksin memang sering menjadi polemik. Di satu sisi masyarakat membutuhkan vaksin guna mencegah penyakit, namun di sisi lain masih banyak masyarakat yang meragukan akan kehalalan dari vaksin tersebut.
Menanggapi kekhawatiran tersebut PT Bio Farma (Persero) selaku perusahaan BUMN yang memproduksi vaksin bekerja sama dengan Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) An-Nuur pada Sabtu (14/7) berusaha mengkaji hal tersebut melalui Seminar Kajian Ilmiah dan Syari’ah Vaksin dengan tema “Amankah Vaksin?” yang diadakan Mesjid An-Nuur PT Bio Farma.
“Kami sangat prihatin dengan maraknya isu negatif vaksin yang beredar di masyarakat. Orang tua perlu diberikan informasi yang benar mengenai vaksin untuk menghilangkan keraguan. Vaksin dipandang penting karena merupakan tindakan pencegahan penyakit yang paling efektif," ujar M Rahman Rustan, Corporate Secretary PT Bio Farma saat ditemui wartwan, Sabtu (14/7) di Masjid An-Nuur Bio Farma.
Padahal menurutnya saat ini sudah ada kebijakan korporasi dalam upaya memproduksi vaksin 100 % halal. "Ini adalah upaya pemerintah untuk menggiatkan vaksinasi kepada masyarakat agar lebih percaya," ucapnya.
Sedangkan menurut Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar,pada dasarnya banyak manfaat yang diterima oleh masyarakat dari vaksinasi salah satunya adalah menimbulkan kekebalan bagi individual maupun kelompok.
"Proteksi kelompok dapat dicapai bila jumlah yang di imunisasi besar dan vaksin yang digunakan baik. Efek dari proteksi kelompok adalah mampu melindungi orang yang tidak di vaksin, mampu melindungi orang dengan gangguan sistem imun dan meningkatkan proteksi penerima vaksin",paparnya saat menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Sementara itu, terkait wacana ketidakhalalan vaksin PT Bio Farma, Novi membantahnya. Menurutnya ekspor vaksin polio PT Bio Farma saat ini telah mencakup negara-negara islam seperti Mesir, Iran, Turki,Senegal, Guinea, Malaysia dan beberapa negara lain. "Bio Farma sendiri mensuplai 2/3 kebutuhan vaksin dunia dan sudah bekerja sama dengan UNICEF."
Selain ekspor ke negara-negara Islam, Novi menyatakan bahwa PT Bio Farma juga berusaha meningkatkan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan, dunia usaha, pemerintah, termasuk MUI, Muhammaddiyah, NU dan Aisyah.
"Kami berkomitmen untuk berupaya mengembangkan vaksin halal dalam memenuhi kebutuhan vaksin nasional maupun internasional, baik dari bahan yang digunakan maupun proses pengolahannya," katanya.