REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Madeleine Odette Lagarde, tak menagih ataupun meminta bantuan kepada pemerintah untuk meningkatkan modal lembaga keuangan itu. Namun, ia mengingatkan komitmen untuk membantu IMF telah dikemukakan pada pertemuan internasional G20 di Los Cabos, Meksiko pertengahan Juni lalu.
“Komitmen itu telah diambil oleh para pemimpin di Los Cabos, Meksiko. Saya bukan meminta,” katanya saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (10/7).
Kedatangannya itu adalah untuk mengingatkan komitmen tersebut, apalagi komitmen untuk memberikan pinjaman dan kontribusi tersebut tidak hanya diucapkan oleh satu negara saja. “Kontribusi yang akan diberikan ini hanya akan dipakai sebagai second line. Ini bukan seperti keranjang besar uang yang disediakan hanya untuk Eropa,” katanya. IMF, lanjutnya, memiliki 188 negara anggota yang sedang mengalami masalah perekonomian dan perlu dibantu.
Dalam kunjungan selama tiga hari di Indonesia, Lagarde mengunjungi para pejabat tinggi negara. Lagarde sudah bertemu dengan Gubernur BI, Darmin Nasution. Seusai itu, ia bertemu dengan Menteri Keuangan, Agus Martowardjoyo. Sasaran berikutnya, Wakil Presiden Boediono. Terakhir, ia mendatangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lembaga keuangan yang berbasis di Washington itu memang tengah aktif mencari donator dari negara lainnya untuk meningkatkan modal lembaga keuangan itu. Sejak April lalu, IMF secara terang-terangan telah menyatakan sangat membutuhkan dana tunai untuk meredam risiko memburuknya ekonomi global.
Setelah Lagarde mengumumkan hal itu, sejumlah negara langsung menyatakan kesiapannya, termasuk Indonesia. Jepang adalah negara pertama yang berkomitmen menambah modal sebesar 60 miliar dolar AS. Setelah itu Cina dan Australia menyampaikan komitmennya.
Hingga pertemuan G-20 pertengahan Juni lalu, komitmen penambahan modal yang berhasil dihimpun mencapai 455,9 miliar dari 37 negara anggota. IMF mengungkapkan negara-negara dapat memperkuat permodalan IMF melalui dua cara yakni pinjaman bilateral dan komitmen pembelian surat berharga IMF.