REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan memperbaiki sebanyak 400 saluran irigasi rusak. Langkah tersebut dilakukan untuk membantu petani dalam menghadapi musim kemarau. ‘’Pada 2012 ini, saluran irigasi yang diperbaiki baru 400 unit,’’ terang Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan di sela-sela acara Festival Pesta Rakyat, di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jumat (6/7).
Ratusan irigasi ini baik yang termasuk jaringan irigasi desa (Jides) maupun jaringan irigasi tingkat usaha tani (Jitut). Menurut Heryawan, jumlah saluran irigasi yang diperbaiki akan semakin meningkat setiap tahunnya. Ditargetkan pada 2013 mendatang, jumlah saluran irigasi yang diperbaiki mencapai sebanyak 800 unit.
Perbaikan saluran irigasi, terang Heryawan, diperlukan untuk membantu petani dalam mengairi areal pertaniannya. Terlebih, pasokan air sangat dibutuhkan petani ketika musim kemarau tiba.
Di sisi lain Heryawan mengungkapkan, jumlah areal pertanian yang mengalami kekeringan pada tahun ini lebih sedikit dibandingkan 2009 lalu. Pasalnya, pada setiap minggunya masih ada hujan yang turun, sehingga tidak diperlukan hujan buatan untuk membantu petani. Informasi yang diperolehnya, terang Heryawan, musim kemarau akan berakhir pada Oktober mendatang.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi, Sudrajat menambahkan, sudah ribuan areal pertanian Kabupaten Sukabumi yang terkena kekeringan. Ribuan areal persawahan padi ini terancam puso, jika tidak mendapatkan pasokan air.
Sudrajat mengungkapkan, DPTP telah meminta seluruh camat dan petugas penyuluh DPTP yang ada di 47 kecamatan untuk membantu kesulitan petani. Misalnya dengan menginformasikan bantuan alat pompa. Saat ini, kata Sudrajat, DPTP telah menyediakan sebanyak enam unit alat pompa. Jumlah ini belum ditambah dengan keberadaan alat pompa yang sudah tersebar di sejumlah kelompok tani.
Pemerintah juga, lanjut Sudrajat, menyediakan bantuan bibit padi untuk para petani. Bantuan bibit padi yang disiapkan cukup banyak mencapai hingga puluhan ton. Lebih lanjut Sudrajat mengatakan, banyaknya areal pertanian yang mengalami kekeringan dan terancam puso belum terlalu berpengaruh pada target produksi beras.