REPUBLIKA.CO.ID -- JAKARTA -- Desakan penghapusan BBM bersubsidi masih terus dikumandangkan. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) masih getol meminta pemerintah menghapuskan subsidi BBM.
Permintaan ini secara resmi diajukan kepada presiden sebagai hasil sidang dewan pleno HIPMI dua pekan lalu. “Terkait BBM, kami punya masukan,” kata Ketua HIPMI, Raja Sapta Oktohari, kemarin.
HIPMI mengusulkan pemerintah bisa mengembangkan biofuel. Okto mengatakan terinspirasi dari Brazil yang sukses melakukan diversifikasi energi. Negara Amerika Latin itu bisa menguangi ketergantungan mereka terhadap bahan bakar fosil.
Ke depan, HIPMI berencana membuat sekitar seribu lokasi untuk ladang bahan baku biofuel. Namun, mereka belum menentukan lokasi yang cocok dan hingga saat ini masih dalam pembicaraan.
“Belum tahu, tidak harus di Jawa atau di luar Jawa,” kata dia.
Investasi yang diperlukan untuk membuat ladang bahan baku biofuel cukup tinggi. Okto mengatakan dibutuhkan sekitar 2 juta dollar untuk membuat satu kebun bahan baku biofuelnya. Tapi ia tak terlihat risau dengan nilai investasi yang begitu besar.
Ia mengatakan akan mengajak semua pihak baik asing maupun dalam negeri untuk bisa berpartisipasi. Yang terpenting, kata dia, Indonesia bisa menyongsong era kemandirian energi.