REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP---Kapal Sabuk Nusantara 27 yang merupakan kapal perintis, hingga Sabtu pagi, tidak bisa berangkat dari Pelabuhan Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, ke Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, akibat kelebihan muatan.
Kapal perintis tersebut seharusnya berangkat dari Kangean ke Kalianget pada Jumat (29/6) malam. "Kapal tidak bisa berangkat, karena calon penumpang di Pelabuhan Batu Guluk langsung masuk kapal dan tidak bersedia turun lagi. Sehingga, kapal kelebihan muatan," kata salah seorang penumpang kapal, Bayu Samudera, melalui telepon.
Bayu adalah salah seorang penumpang kapal perintis dari Sapeken. "Kapal Sabuk Nusantara 27 berangkat dari Sapeken pada Jumat petang dan tiba di Pelabuhan Batu Guluk sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, ratusan calon penumpang langsung berebut masuk kapal," ujarnya.
Ia juga mengemukakan, jumlah penumpang dari Sapeken dan calon penumpang di Pelabuhan Batu Guluk yang langsung masuk ke kapal, diperkirakan seribu orang.
"Nahkoda kapal tidak berani memberangkatkan kapal, karena kondisinya kelebihan muatan. Kapal seharusnya berangkat dari Kangean ke Kalianget pada Jumat malam pukul 23.00 WIB," kata Bayu.
Jalur keperintisan yang jangkauan pelayanannya hingga kepulauan jauh di Sumenep, seperti Masalembu dan Sapeken, sebenarnya dilayani oleh dua kapal, yakni Kapal Sabuk Nusantara 27 dan Kapal Amukti Palapa.
Namun, sejak sebulan lalu, Kapal Amukti Palapa yang dikelola oleh PT Sumekar, maupun kapal penggantinya, tidak beroperasi.
Selain itu, lintasan Kalianget-Kangean hanya dilayani satu operator atau perusahaan pelayaran, akibat operator lainnya, yakni PT Sumekar, tidak mengoperasikan kapalnya sejak sebulan lalu. Kondisi itu membuat calon penumpang kapal di Sapeken maupun Kangean, selalu membeludak.