REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Gusmardi Bustami, mengungkapkan bahwa negara-negara Amerika Latin merupakan pasar jangka panjang untuk ekspor Indonesia. Namun, untuk itu, perlu ada beberapa hal yang perlu dilakukan para pelaku usaha Indonesia sebelum menyasar pasar Amerika Latin.
"Negara Amerika Latin bukan cadangan untuk pasar ekspor Indonesia, karena kekuatan ekonomi mereka patut diperhitungkan, angka gabungan produk domestik brutonya cukup besar," kata Gusmardi di Jakarta, Rabu (27/6).
Hanya saja ia mengakui bahwa Amerika Latin dianggap terlalu jauh oleh pelaku usaha Indonesia yang baru melihat pasar di Amerika Serikat, Eropa atau Asia. "Pembukaan pasar ke Amerika Latin bukan hanya karena ada penurunan perekonomian Eropa tapi sudah menjadi rencana jangka panjang pemerintah, misalnya kami melakukan sejumlah pameran dagang di Argentina, Brazil dan Peru," jelas Gusmardi.
Pameran tersebut, menurut Gusmardi, dianggap efektif dan mendapat antusiasme pasar. Produk-produk Indonesia yang sudah masuk ke pasar Amerika Latin, antara lain tekstil, sepatu, produk makanan dan minuman, meubel, bahkan elektronik. Hanya, kata dia, saat ini persaingan semakin ketat khususnya dari Cina.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan volume dan nilai perdagangan, menurut Gusmardi, adalah membuka rute penerbangan kargo langsung ke Amerika Latin. "Garuda Indonesia misalnya dapat membuka penerbangan kargo langsung ke Chili karena negara itu menjadi gerbang masuk ke negara Amerika Latin lain, tapi memang tergantung peningkatan volume perdagangan kedua negara," tambah Gusmardi.