REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika merasakan sakit di bagian tertentu pada tubuhnya, tak sedikit orang langsung memeriksakan diri ke dokter spesialis. Padahal, menurut Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Gatot Soetono, tempat pertama yang seharusnya dituju masyarakat dalam memeriksa kondisi kesehatannya adalah dokter umum di Puskesmas dan klinik.
"Ini karena persepsi masyarakat tentang posisi dokter umum masih sangat rendah, sehingga orientasi masyarakat beralih pada dokter spesialis dan rumah sakit," kata Ketua Bidang Pengembangan Sistem Pelayanan Kedokteran Terpadu dengan Sistem Rujukan PB IDI ini dalam diskusi RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Jakarta, belum lama ini.
Gatot juga mengkritik pelayanan kesehatan primer di Indonesia yang disebutnya belum berjalan dengan baik. Pernyataan senada dilontarkan Direktur Utama Asuransi Kesehatan I Gede Subawa mengkhawatirkan tidak berjalan baiknya pelayanan kesehatan primer akan mempengaruhi sistem jaminan sosial (BPJS).
"Rumah sakit akan kewalahan, biaya meningkat, premi BPJS yang seharusnya dapat membantu akhirnya juga tidak mencukupi. Padahal sakit mereka cukup ditangani oleh dokter primer," ujar Gede.
Untuk mengatasi soal ini, pakar-pakar kesehatan mendesak pemerintah memasukkan pelayanan kesehatan primer ke sistem pendidikan kedokteran. Sehingga dokter-dokter baru terlatih sebagai dokter pelayanan kesehatan primer di puskesmas atau di klinik-klinik.
Hal ini, kata Gatot, karena para dokter muda lebih beorientasi menjadi spesialis. "Padahal dokter umum dan keluarga merupakan yang terpenting sebagai pelayanan kesehatan primer," ujar Gatot yang menilai Indonesia tidak memiliki sistem kedokteran yang jelas.