REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meski kaya Minyak, pemerintah Irak juga ternyata mengurangi subsidi terhadap bahan bakar minyak (BBM). Hal ini terungkap dalam public lecture Deputy Prime Minister for Energy of the Republic of Iraq, Hussain Al-Shahristani di Pertamina, Selasa (26/6).
Bahkan pemerintah Irak sudah mengurangi subsidi BBM untuk masyarakat sejak 2006 lalu. "Kebijakan subdisi BBM tidak akan berdampak baik pada perekonomian negara itu lebih jauh," tegas Hussain.
Bukan hanya tidak tepat sasaran karena banyak dinikmati masyarakat kelas atas dan menengah, ia menilai kebijakan subsidi tergolong tidak mendidik masyarakat. Lagipula menurutnya, untuk income ke negara subsidi pun tidak berdampak besar.
Meski demikian, Hussain tetap berpendapat subsidi tidak bisa dihapuskan total. Ia sadar ada beberapa sektor yang bisa diberi subsidi BBM seperti alat-alat yang digunakan di sektor pertanian.
"Dari kebijakan pengurangan subsidi ini, kami sudah menurunkan ketergantungan konsumsi BBM hingga 40 persen," katanya. Ia menuturkan ini juga penting untuk menjaga ketersediaan cadangan minyak dan upaya diversivikasi energi lainnya