Ahad 24 Jun 2012 20:02 WIB

Membersihkan Sampah di Pantai Ancol

Membersihkan sampah di Ancol
Foto: hsbc
Membersihkan sampah di Ancol

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lima ratus karyawan HSBC Indonesia membersihkan sampah di Pantai Indah Ancol, Jakarta, yang menjadi muara dari beberapa sungai, Ahad  (24/6).

Kegiatan bertema HSBC Water Festival ini merupakan inisiatif awal HSBC Group’s Water Programme di Indonesia, menandai gerakan mengatasi masalah air yang berdampak pada kegiatan ekonomi dan lingkungan.

CEO HSBC Indonesia Alan Richards mengatakan, "Di seluruh dunia, hampir 800 juta orang tidak memperoleh akses air bersih, dan sekitar 2,5 miliar penduduk tidak memiliki fasilitas sanitasi. Dengan tren demografis yang semakin meningkat ini serta dampak dari perubahan iklim yang juga semakin tajam, maka pengelolaan air menjadi persoalan krusial di dunia.”

Berangkat dari kondisi inilah, kata Alan, HSBC secara global meluncurkan HSBC Group's Water Programme pada 11 Juni lalu dengan investasi senilai USD 100 juta untuk jangka waktu lima tahun. HSBC menggandeng mitra WWF, WaterAid, dan Earthwatch.

Alan menuturkan, HSBC Group’s Water Programme di Indonesia diawali dengan kegiatan HSBC Water Festival di mana sekitar 500 karyawan menggelar pameran edukasi air serta membersihkan, memilah, dan mendaur ulang sampah di sepanjang Pantai Indah Ancol. “Hari ini, di Indonesia, kami mengawali aksi kami dengan melaksanakan kegiatan edukasi mengenai pentingnya peran air dalam membangun komunitas dan pengembangan bisnis. Kami gembira, kita semua dapat bergandengan tangan dengan masyarakat melakukan gerakan peduli air dan hidup sehat,” ujarnya.

Terkait masalah air di dunia, riset yang dilakukan oleh HSBC melalui Frontier Economics memprediksi, apabila tidak ada perbaikan pengelolaan sumber mata air dari daerah aliran sungai, kita akan menghadapi konsumsi air yang tidak berkelanjutan dan rentan mendapatkan air. Hal ini akan berdampak pada kesulitan air bersih hingga 30 persen sehingga pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di daerah aliran sungai ini tidak akan dapat terealisasikan. Selain itu, ekosistem yang melindungi seperempat penduduk dunia akan mengalami ketidakseimbangan dan berdampak secara progresif terhadap komunitas dan keberlanjutan bisnis.

Asisten Deputi Menteri Lingkungan Hidup Urusan Pengendalian Kerusakan Ekosistem Darat Hermono Sigit yang hadir pada HSBC Water Festival di Ancol menjelaskan betapa rusaknya ekosistem di daerah aliran sungai akibat perilaku yang tidak menghargai air. Menurutnya, mengubah perilaku memang sulit, tetapi kalau tidak ingin berubah maka kondisi air tidak akan pernah menjadi lebih baik.

sumber : hsbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement