REPUBLIKA.CO.ID, Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bathugana Siregar membantah bila Partai Demokrat gagal mengelola konflik yang terjadi di internalnya.
Menurut Sutan polemik antarkader yang terjadi di berbagai media massa merupakan bagian dari demokrasi.
“Polemik itu bagian dari demokrasi,” kata Sutan saat dihubungi Republika, Ahad (24/6).
Kendati memaklumi rupanya Sutan juga tak bisa menyembunyikan “kegerahan”nya. Dia meminta setiap kader saling menghormati dan menahan diri.
Menurut Sutan bila ada kader yang merasa diri atau kubunya diserang sebaiknya menyerahkan penyelesaian pada mekanisme partai. Bukan malah memberi tanggapan balik yang juga bersifat menyerang.
“Masalah intern jangan diumbar keluar,” pinta pria asal Sumatera Utara ini.
Sutan berharap dewan pengawas menindak tegas kader yang asal bicara di depan media. Orang semacam itu, dalam istilah Sutan hanya ingin menciptakan sendiri. “Mereka yang tenar partai yang terpuruk,” kata Sutan.
Sebelumnya, pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ary Dwipayana menyatakan kepada Republika bahwa Partai Demokrat gagal menjadi partai modern. Hal ini terlihat dari kegagalan elite Demokrat mengelola konflik dalam tubuh partai.
"Masih banyak kader Demorat yang mengandalkan figur SBY di dalam penyelesaian konflik. Padahal konflik semestinya diselesaikan berdasarkan mekanisme dan aturan yang ada di dalam partai," papar Ary.
Kegagalan elite Partai Demokrat memanajemen konflik mereka akan berdampak buruk terhadap popularitas partai. Masyarakat akan melihat Partai Demokrat lebih asik mempertontonkan konflik ketimbang bekerja bagi kepentingan masyarakat.