Ahad 24 Jun 2012 00:30 WIB

Plesir ke Thailand, Puluhan Kepsek di Pacitan Dikecam

Aksi demonstrasi pelajar menuntut pencopotan kepala sekolah. (ilustrasi)
Foto: www.kliksumbar.com
Aksi demonstrasi pelajar menuntut pencopotan kepala sekolah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Dewan Pendidikan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengkritik acara pelesiran yang dilakukan puluhan kepala sekolah dan mantan kepala sekolah tingkat SMP setempat ke Negeri Gajah Putih, Thailand.

"Bertamasya ke luar negeri di saat mutu pendidikan di daerah jeblok itu sungguh tidak etis," kata Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Pacitan, Sulijanto, di Pacitan, Sabtu.

Aktivis pendidikan ini juga mengungkit kondisi perekonomian masyarakat Pacitan yang sampai saat ini rata-rata masih tergolong miskin. Meski sudah terentaskan dari kategori daerah tertinggal, tapi angka kemiskinan di Pacitan masih cukup tinggi.

Menurut Sulijanto, kondisi tersebut harusnya menjadi pertimbangan para kepala sekolah maupun mantan kepala sekolah tingkat SMP untuk mempertimbangkan kembali keputusannya bepergian ke negeri Gajah. Apalagi, kondisi pendidikan di Kabupaten Pacitan sampai saat ini tak kunjung membaik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan hasil ujian nasional (UN) tahun ini justru lebih buruk dari tahun lalu (2011), yakni dari sembilan siswa mencapai 38 siswa yang tidak lulus.

Keberangkatan sekitar 30 pejabat kepala sekolah dan mantan kepala sekolah ke Thailand menjadi bahan pergunjingan sejumlah warga Pacitan, terutama dari kalangan keluarga pendidik dan masyarakat kelas menengah setempat.

Kritik bernada kecaman muncul karena diduga rombongan kepala sekolah maupun yang sudah pensiun tersebut berangkat secara sembunyi-sembunyi. Informasi yang berkembang, para kepala sekolah dan rombongan berangkat dari Pacitan tidak serempak, melainkan sendiri-sendiri dengan tujuan Yogyakarta atau Jakarta, Jumat (22/6).

Selanjutnya, dengan menggunakan jasa travel wisata, mereka kemudian terbang bersama-sama menuju Negeri Gajah Putih, Thailand, dan tinggal selama beberapa hari. Untuk keperluan bertamasya ke Negeri Gajah Putih itu mereka mengeluarkan biaya antara Rp6,5 juta hingga Rp7 juta per orang.

Meski tidak dapat mencegah agenda itu, Sulijanto menegaskan keprihatinannya terhadap keputusan berlibur ke luar negeri tersebut. Ia juga menyayangkan lambatnya koordinasi yang dilakukan para kepala sekolah, karena pihaknya baru diajak rembukan ketika mendekati hari H keberangkatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement