Jumat 22 Jun 2012 15:39 WIB

Kader Mubaligh Muhammadiyah Menurun

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Hafidz Muftisany
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir
Foto: Republika/Agung Supri
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, membenarkan terjadinya penurunan jumlah kader mubaligh Muhammadiyah di berbagai daerah. Meskipun demikian Muhammadiyah sudah mempunyai program untuk meningkatkan kuantitas para pendakwah ajaran Muhammadiyah tersebut.

"Benar, di beberapa daerah memang terjadi penurunan jumlah kader, terutama kader mubaligh," tutur Haedar menjawab pertanyaan Republika di sela-sela Sidang Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison, Bandung, Jumat (22/6).

Hal tersebut disebabkan Muhammadiyah tidak bisa mengiringi pertumbuhan komunitas-komunitas di masyarakat seiring dengan perubahan sosial di Indonesia yang sangat cepat.

Penurunan tersebut disebabkan Muhammadiyah dalam beberapa tahun terakhirnya ini lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas kader.

Akibatnya, peningkatan kuantitas selalu tertinggal. Meskipun demikian Muhammadiyah, kata Haedar, tidak kekurangan kader-kader profesional mengingat banyaknya perguruan tinggi dan amal usaha milik Muhammadiyah.

Muhammadiyah, kata Haedar, sudah memiliki sejumlah program untuk meningkatkan jumlah kader mubaligh, di antaranya adalah program-program di Fakultas Ilmu Agama (universitas-universitas Muhammadiyah) yang menyiapkan sarjana-sarjana di bidang dakwah.

Selain itu Muhammadiyah juga memiliki sejumlah pondok pesantren yang lulusannya akan menjadi pendakwah. "Program yang terakhir sudah berkembang di sejumlah wilayah seperti Solo, Yogyakarta, Medan, dan Malang," katanya.

Selain itu, tambah Haedar, Muhammadiyah juga memiliki program KKN Terpadu dimana para mahasiswa Muhammadiyah selama KKN diterjunkan ke cabang-cabang dan ranting-ranting Muhammadiyah."Nantinya program ini akan berjalan reguler dan bisa menjadi program yang menyokong program peningkatan jumlah mubaligh dan da'i Muhammadiyah untuk berbagai segmen di masyarakat," tutur Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement