Jumat 22 Jun 2012 13:33 WIB

Iran tak Gunakan Dana Minyak Untuk Operasional Negara

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Wakil Presiden RI, Boediono.
Foto: Antara/Ampalsa
Wakil Presiden RI, Boediono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam kunjungannya ke kantor Wakil Presiden, Boediono, Wakil Presiden Iran, Ebrahim Azizi, menyampaikan kebijakan yang sedang dirancang di dalam negaranya. Kebijakan itu adalah untuk tindak menggunakan dana hasil minyak untuk anggaran operasional perusahaan alias operasional negara.

“Wakil presiden Iran menegaskan negaranya membuat policy untuk tidak menggunakan hasil minyak dalam 5 tahun ke depan,” kata juru bicara kepresidenan, Yopie Hidayat, Jumat (22/6). Dana minyak tersebut, nantinya akan digunakan hanya untuk investasi dan pengembangan lainnya.

Lalu kemana dana tersebut? Pemerintah Iran sudah memikirkannya dengan membuat sebuah kas khusus untuk ‘menampung’ dana minyak. Apalagi produksi minyak setiap tahunnya tak sedikit. Per harinya, Iran bisa memproduksi minyak hingga 4 juta barel.

Diperkirakan dana untuk disimpan dalam kas khusus dari produksi minyak tersebut bisa menembus angka 30 miliar dolar setiap tahun. Minyak bumi itulah yang menjadi sumber utama perkembangan ekonomi dan pembangunan negara pimpinan Mahmud Ahmadinejad. “Dana dari kas khusus itu yang disimpan dan digunakan sebagai sumber dana pembangunan. Sedangkan operasional tidak lagi menggunakan dana minyak,” kata Yopie mengutip kebijakan yang dijelaskan Wapres Iran kepada Wapres Boediono.

Tak hanya itu, pembicaraan juga terkait dengan pengelolaan ekonomi. Iran melihat prospek kerja sama dengan Indonesia di masa mendatang terutama di bidang ekonomi dan perdagangan. Terlebih lagi selama ini Indonesia-Iran punya kesamaan cultural dan latar belakang agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement