REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta –- Partai-partai Islam terancam terpuruk pada Pemilu 2014. Bila tak segera berbenah bukan tak mungkin partai-partai Islam akan mati sama sekali.
“Berdasarkan survei LSI tidak ada partai Islam yang masuk tiga besar di Pemilu 2014,” kata peneliti muda Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby saat dihubungi Republika, Selasa (19/6).
Ada dua faktor yang menjadi sebab bakal terpuruknya partai Islam. Pertama tak ada isu “seksi” yang bisa dijual ke publik. Kedua, partai Islam gagal memperjuangkan nasib umat Islam. Menyangkut faktor pertama Adjie menjelaskan pasca reformasi tak ada isu keislaman yang menggugah simpati umat Islam. Situasi ini berbeda dengan era Orde Lama dan Orde Baru.
Pada masa Orde Lama, partai Islam yang diwakili Masyumi dan Nahdhatul Ulama mendapat perhatian besar masyarakat. Hal itu terjadi karena ada pertarungan ideologis yang besar antara kelompok Islam dan kelompok komunis (PKI). Kondisi serupa terjadi di era Orde Baru.
Partai Islam mampu mendapat simpati karena ada kebijakan pemerintah Orde Baru yang dianggap mengancam umat Islam. “Saat Orde Baru dukungan pada PPP menguat karena ada isu azas tunggal Pancasila dan pelarangan syariat Islam oleh pemerintah,” kata Alfarabie.
Faktor kedua, kata Adjie, disebabkan tak adanya perbedaan besar antara partai Islam dengan non-Islam. Dari sisi kinerja misalnya nyaris tak bisa dibedakan partai mana yang memperjuangkan Islam dan mana yang tidak. Selain itu adanya keterlibatan kader partai Islam dalam sejumlah kasus korupsi turut mencuatkan kekecewaan publik.
Menurut Adjie partai Islam harus mengartikulasikan sikap keislamannya dalam kerja konkret di masyarakat. Masyarakat sudah tidak bisa lagi dibohongi dengan hanya menjual simbol-simbol agama. “Partai Islam mulai sekarang harus bisa merubah perilaku kerja politik mereka,” ujar Adjie.