REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Harga emas diperkirakan masih akan bertahan di atas 1.620-an dolar AS per troy ons.
"Dari perhitungan gelombang Elliot, harga emas sedang mencari level atas perhitungan gelombang ketiga atau gelombang C yang mengindikasikan potensi kenaikan emas," kata Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.
Meski demikian, kata Ariston dalam risetnya, tetap patut diwaspadai resisten kuat emas di sekitar garis tren penurunan di 1.630-1.633 dolar AS. Untuk "support" terdekat berada di 1.612 dolar AS.
Ariston menilai bahwa sentimen kini bergeser ke Spanyol. Tingkat imbal hasil obligasi tenor 10 tahun Spanyol yang mencapai 7,1 persen pada Senin (18/6) cukup mengkhawatirkan pasar."Kita ingat Yunani, Portugal, dan Irlandia saat meminta bantuan bailout dahulu juga setelah tingkat imbal hasil surat utang tenor 10 tahunnya mencapai angka 7 persen," katanya.
Menurut dia, imbal hasil di atas 7 persen ini dianggap sudah terlalu tinggi, yang dapat mengakibatkan negara kesulitan untuk mendapatkan pendanaan di pasar.
Meski Uni Eropa sudah siap untuk mengucurkan dana talangan negara-negara anggotanya, namun dengan ukuran Spanyol yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tiga negara yang ditalangi sebelumnya, menjadikan tanda tanya tersendiri mengenai kemampuan Uni Eropa menyiapkan dana bailout itu, tutur Ariston.
Setelah Spanyol, Italia berada di urutan berikutnya dan tingkat imbal hasil obligasi 10 tahunnya juga hampir mendekati 7 persen dan ukuran Italia lebih besar lagi dibandingkan Spanyol.