REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Partai New Democracy Yunani mencoba membentuk koalisi dengan pihak yang mendukung dana talangan (bailout) internasional. Mereka berencana melakukan negosiasi persyaratan bailout ke Troika (Europe Central Bank, Uni Eropa, dan IMF). Ini terjadi setelah kemenangan tipis yang mereka raih saat pemilihan umum Ahad (17/6).
Pemimpin New Democracy Antonis Samaras berjanji akan membentuk pemerintahan segera. "Jangan buang waktu," katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/6).
Partai sosialis, Pasok, yang menempati urutan ketiga setelah partai oposisi Syriza mengindikasikan akan bergabung dengan New Democracy. Namun, mereka masih belum memutuskan apakah akan bergabung atau hanya membantu pemerintah melalui dukungan parlemen saja.
Yunani menghadapi perjuangan berat untuk mengembalikan ekonomi mereka dengan pemerintahan yang baru. Dari 100 persen hasil perhitungan suara, New Democracy memenangkan 29,7 persen. Angka ini mengungguli Syriza 27 persen. Sedangkan Pasok hanya mengumpulkan suara 12,3 persen.
Bonus 50 kursi otomatis diberikan kepada partai pemenang. Sehingga, total 162 kursi dari 300 kursi di parlemen cukup untuk menggalang komitmen bailout 130 miliar euro atau setara 164 miliar dolar AS.
Kedua partai pro-bailout, New Democracy dan Pasok ingin melakukan negosiasi ulang untuk memperpanjang periode bailout. Berikutnya mereka akan mengambil tindakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tak mungkin ada perubahan yang signifikan terhadap perjanjian bailout. Namun, kami akan bicarakan tentang jangka waktunya," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Wasterwelle. Mitra Yunani, yaitu Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) menyambut kemenangan pro-bailout. Mereka siap bekerja sama dengan pemerintah yang baru.