REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh sastrawan islam, Helvy Tiana Rosa menyayangkan pelabelan 'novel porno' yang ditujukan kepada buku-buku hasil anggota Forum Lingkar Pena (FLP). Helvy secara pribadi mengenal penulis-penulisnya dan yakin bahwa tulisan dalam buku tersebut tidak mengandung konten pornografi.
"Saya sudah baca buku itu sejak masih di majalah Annida (1991-2001). Buku-buku tersebut cocok untuk bacaan remaja, jadi tidak ada konten pornografinya," tulis Helvy dalam laman Facebook pribadinya.
Helvy mencermati ada beberapa hal yang salah kaprah sehingga kasus ini menjadi booming di masyarakat.
"Yang salah kaprah itu tim seleksi buku pengayaan yang ditunjuk pemda sehingga merekomendasikan buku itu cocok untuk anak SD, selanjutnya beberapa guru SD tidak membaca betul namun langsung menyatakan buku itu mengandung pornografi dan terakhir media yang tak melakukan konfirmasi." imbuhnya.
Helvy juga mencermati, buku yang mengandung kontek porno yang sebenarnya malah dibiarkan distribusinya sedangkan buku yang bukan sama sekali salah penulis dan penerbit tapi tim seleksi di klaim sebagai buku porno.
"Aneh buku yang salah tim seleksinya karena salah peruntukan dicekal tapi buku porno betulan malah didiamkan. ck..ck.." pungkasnya.