REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penerbit Gramedia Pustaka Utama mengakui keteledorannya dalam konten buku '5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia' yang dianggap telah menghina Nabi Muhammad SAW. Namun, dari 3000 eksemplar yang diedarkan sejak pertengahan Maret 2012 lalu, baru sebanyak 216 buku dimusnahkan.
"Kalau untuk case ini betul-betul keteledoran, penerjemah kita betul-betul mengikuti aslinya. Penerbit seharusnya mempermak. Tapi yang terjadi kontennya sampai, hanya kalimatnya tak menusuk," papar Direktur Utama PT Gramedia Pustaka Utama, Wandi S Brata saat konferensi pers di komplek Bentara Budaya Kompas Jakarta, Rabu (13/6).
Pihaknya memutuskan untuk meminta maaf secara langsung dan menarik buku karya Douglas Wilson berjudul asli '5 Cities That Ruled the World' secara langsung sejak ada pengaduan masyarakat sejak Jumat (8/6) lalu. Bahkan, lanjut Wandi, pihaknya langsung menarik peredaran buku yang telah terjual 489 eksemplar.
Untuk perkembangannya, Wandi mengaku masih memantau terus distribusinya di jaringan Toko Buku Gramedia. Sedangkan di toko-toko buku lainnya, dia mengaku tidak bisa memantau langsung. "Pembakaran buku ini atas anjuran MUI berapapun buku yang ada," ulas Wandi.
Pemusnahan sebelumnya dilakukan di Pekanbaru, Cakung (Jawa Barat) serta Surabaya. Sedangkan hari ini secara serentak dilakukan pembakaran di Jakarta dan Semarang. Buku serupa dari Makassar juga siap dimusnahkan.
Pembakaran buku di Jakarta disaksikan Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin dan tiga pengurus MUI lainnya. "Dengan kejadian ini, sebaiknya pihak penerbit harus berhati-hati dan jangan sampai memancing kemarahan umat Muslim lainnya dan menimbulkan kesalahpahaman lagi. MUI akan mengontrol peredarannya jika sudah ada informasi dari masyarakat," terang Ma'ruf.
Unsur lalai memang diakui Gramedia Pustaka Utama setelah ada surat pembaca di Republika yang ditulis salah satu warga Muhammadiyah pada Jumat, (8/6) lalu. Kemudian pada 9 Juni 2012, muncul perintah penarikan buku tersebut oleh Gramedia Pustaka Utama.
Namun pada 10 Juni masih ada buku yang belum ditarik di toko Gunung Agung di Arion Plaza. Ini berdasarkan salah satu anggota Front Pembela Islam (FPI) yang mengatasnamakan sebagai warga yang melaporak ke ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/1985/VI/2012/PMJ/Ditreskrimum.
Menurutnya, si pengarang menuliskan kata-kata yang menjurus ke penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Buku tersebut disadur ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit. Pada Selasa (12/6) kemarin ada pertemuan Dirut Gramedia Pustaka Utama dengan MUI. Pemusnahan buku ini adalah salah satu hasil pertemuan tersebut.