REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang salah seorang anggota keluarganya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di Suriah yang kini tengah berkonflik, mengaku resah karena kehilangan kontak sejak beberapa tahun terakhir.
Tasmin, warga Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Selasa, mengaku resah sejak muncul kabar terjadi konflik yang menimbulkan korban jiwa di Suriah.
Masalahnya, anak bungsunya, Juarsih, bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara itu.
Menurut dia, sejak keberangkatan anak bungsunya menjadi TKI ke Suriah sekitar tiga tahun terakhir, hingga kini belum pernah ada kontak.
Oleh karena itu, dia beserta keluarganya khawatir dan resah atas keselamatan anaknya itu. Apalagi negara tempat anaknya bekerja sedang dilanda konflik.
"Pernah sekali berkomunikasi dengan anak saya sekitar satu tahun lalu. Akan tetapi, sampai saat ini nyaris putus kontak. Saat berkomunikasi itu, anak saya hanya memberitahukan kalau dirinya bekerja di Suriah," katanya.
Dikatakan Tasmin, sejak muncul kabar di Suriah bergejolak, pihak keluarga berkali-kali menanyakan nasib anaknya kepada sponsor yang memberangkatkan Juarsih.
Akan tetapi, kata dia, jawaban dari pihak sponsor tidak pernah bisa menenangkan keluarga yang memikirkan nasib Juarsih di Suriah.
Ia berharap agar pemerintah bisa memberi tahu pihak keluarga di Karawang kalau kondisi Juarsih dalam kondisi baik.
Juarsih sendiri bekerja sebagai TKI di Suriah sejak awal 2009 melalui sebuah Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).