REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi tengah memverifikasi laporan rumah rusak akibat gempa 6,1 skala richter (SR) yang terjadi Senin (4/6). Data ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk proses rehabilitasi rumah rusak.
Dari data BPBD Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah rumah rusak karena gempa mencapai sebanyak 536 unit rumah yang tersebar di 15 kecamatan. Ke 15 kecamatan itu, yakni Bantargadung, Jampang Kulon, Cibitung, Nyalindung, Surade, Warungkiara, Cidadap, Parungkuda, Palabuhanratu, Ciemas, Simpenan, Sagaranten, Pabuaran, Cidolog, dan Tegalbuleud.
Selain mengakibatkan rumah rusak, sebanyak lima bangunan sarana keagaamaan yang terdiri atas mushola, masjid, dan pondok pesantren turut mengalami kerusakan. ‘’Verifikasi membutuhkan waktu karena rumah yang dilaporkan rusak banyak,’’ terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, Ahad (10/6).
Sebelumnya, laporan data kerusakan disampaikan aparat desa dan kecematan ke BPBD. Laporan ini kata Usman, sebagian sudah dicek langsung ke lokasi dan ada yang masih harus ditinjau ke lapangan. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah masuknya data yang kurang akurat. Misalnya, memasukkan data rumah yang sudah rusak sebelum gempa berlangsung (rumah tidak layak huni-red).
Di sisi lain, dana perbaikan rumah rusak akibat gempa, ujar Usman, masih belum ditentukan besarannya. Pasalnya, saat ini BPBD masih membahas sumber pendanaan untuk membantu upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa.
‘’Kini, prioritas lebih pada bantuan logistik untuk korban gempa,’’ terang Usman. Bantuan tersebut seperti beras, mie instan, sarden, kecap, dan air minum. Untuk bantuan beras BPBD menyiapkan stok hingga sebanyak satu ton. Bahkan, bantuan material untuk rehabilitasi seperti semen sudah ada yang menyumbang.