Jumat 08 Jun 2012 22:37 WIB

Teganya, Pegawai Kebun Binatang Curi Makanan Satwa

Kebun Binatang Surabaya
Foto: Surabaya.go.id
Kebun Binatang Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Pengurus Kebun Binatang Surabaya periode 2001--2003 membenarkan adanya pencurian daging makanan satwa singa dan harimau oleh oknum pegawai yang berlangsung cukup lama di KBS.

Ketua Pengurus Harian Kebun Binatang Surabaya (KBS) Periode 2001--2003 I Komang Wiarsa Sardjana mengatakan bahwa pencurian tersebut terjadi sejak awal 2000-an.

"Ada dua orang oknum pegawai KBS ini menjual daging ke warung rawon di kawasan Kebraon," kata I Komang saat dengar pendapat dengan pansus Rapeda Perusahaan Daerah KBS di ruang Komisi B DPRD Surabaya.

Menurut dia, dua pegawai KBS itu ketangkap tangan oleh pihak kepolisian saat melakukan aksinya. "Mendapati itu, kami langsung pecat mereka berdua saat itu juga," katanya.

Modus pencurian, lanjut Komang, dengan cara mengurangi jatah makan harimau dan singa. Seharusnya, setiap ekor singa dan macan ini diberi jatah makan daging sapi dari luar negeri ini sebanyak lima kg per hari per ekor. Namun, mereka hanya memberi separuhnya, kemudian menjual daging itu.

Akibat pencurian daging yang diduga berlangsung cukup lama ini membuat belasan harimau dan singa mengalami kekurangan gizi. "Jadi, harimau dan singa yang ada kurus-kurus karena jatah makannya dicuri," ujar dokter hewan ini.

Sementara itu, anggota pansus KBS Kartika Pratiwi Damayanti menyoroti soal pengadaan makanan yang tidak transparan. Bahkan diduga pengadaan makanan dari daging hingga pisang untuk konsumsi satwa KBS itu banyak terjadi kejanggalan.

"Saya mendengar bahwa untuk pembelian daging dilakukan dari luar negeri. Selain itu, juga untuk pembelian pisang dihitung per tandan. Padahal jumlahnya banyak," katanya.

Komang membenarkan adanya praktik seperti itu. Ia mencontohkan pembelian pisang meski yang datang satu truk, hitungannya adalah per sisir pisang. Tentu merugikan KBS karena pihaknya membeli secara partai, tetapi dilayani eceran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement