REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Penembakan yang terjadi di Papua dinilai telah menimbulkan teror. Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan, istana sudah mendapatkan laporan dari kepolisian.
Secara umum kondisi di Papua termasuk Papua Barat sepenuhnya terkendali. “Hanya ternyata, muncul semacam aksi-aksi penembakan yang mungkin diklasifikasikan sebagai teror terhadap masyarakat setempat atau kelompok tertentu di dalam Papua dan Papua Barat,” katanya, Kamis (7/6).
Ia mengakui aksi yang terjadi di Papua telah menimbulkan terror meski dalam skala kecil. Tetapi, hal tersebut tetap menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Akibatnya, ini menimbulkan suatu keresahan di tengah masyarakat,” katanya.
Aksi penembakan yang terjadi di sana pun melibatkan pelaku serta korban dalam jumlah besar. Karena itu, lanjutnya, Presiden SBY telah menginstruksikan, kepolisian untuk cepat bekerja dengan menangkap, memproses, dan mengadili pihak yang bertanggung jawab.
Hanya saja, sampai saat ini pelaku masih dicari dan belum ditemukan. Apalagi kondisi geografis Papua yang tidak mudah untuk melakuan pengejaran. Dari kesimpulan sementara, penembakan dilakukan oleh oknum sekelompok orang.
“Kita belum bisa memastikan siapa dari mereka dan dari kelompok apa,” katanya.
Presiden, lanjutnya, juga meminta agar masyarakat di Papua untuk tidak terpancing dan terprovokasi sehingga menimbulkan dampak yang tidak diinginkan atau kondisi yang menimbulkan keresahan.
“Nah, ini yang diminta untuk dipahami khususnya bagi masyarakat Papua,” katanya.