REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ratusan warga dari 12 desa dalam Kecamatan Banghaji, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, mengancam untuk menutup kegiatan tambang batu bara PT RSM.
"Warga dari 12 desa itu melakukan aksi penutupan pintu masuk tambang dan menghentikan beberapa kegiatan dalam perusahan tersebut," kata Asisten II Setwilda Bengkulu Tengah Winardi Panggar Besi, Selasa.
Aksi itu dilakukan warga, Senin (4/6) karena perusahaan dinilai tidak memenuhi janji sebelum beroperasi di wilayah itu. Warga juga menilai keberadaan tambang tersebut hanya merusak lingkungan.
Salah salah seorang Kepala Desa Banghaji Rusman menilai, aksi penutupan tambang itu berawal dari perusahan tidak menepati janji-janji mereka antara lain persediaan air bersih dan pembuatan jalan desa. Sudah beberapa kali pertemuan, namun perusahaan tetap tidak menepati janji. Hulu anak sungai rusak akibat pertambangan tersebut.
"Kami tidak bisa mandi di sungai karena airnya keruh dan diduga tercemar limbah batu bara, sedangkan untuk mencari air bersih sangat sulit," ujarnya. 12 desa yang bergejolak itu antara lain Desa Sekayun Ilur, Air Napal, Bang Haji, Tlang Ganin dan Desa Padang Bernai berada dalam Kecamatan Banghaji setempat.
Menanggapi hal ini salah seorang manajer lapangan PT RSM Hery Prastio mengatakan, akan memenuhi segala tunutan warga dan meminta waktu satu bulan ke depan.