Selasa 05 Jun 2012 02:50 WIB

Rumah Sakit di Bogor Belum Ideal untuk Warga Miskin

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Hafidz Muftisany

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketersedian tempat tidur (bilik) di Rumah Sakit (RS) di Kota Bogor berjumlah 1128 tempat tidur. Dengan peruntukan bagi kalangan miskin (kelas tiga) mencapai 363 bilik untuk rawat inap.

"Itu sesuai dengan ketentuan 25 persen syarat bagi sembilan RS swasta di Kota Bogor," terang Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Dede Rukasa, saat ditemui di ruangannya, Senin (4/6) kemarin,

Dede mengatakan, dari data tersebut dipastikan, pelayanan kesehatan bagi warga miskin (gakin) di Kota Bogor secara minimal sudah terpenuhi. Untuk itu kata dia, pemerintah mempertimbangkan untuk memiliki RSUD. Pasalnya sembilan RS swasta yang saat ini berada di Kota Bogor, dianggap mumpuni dalam melakukan pelayanan kesehatan. "Pemerintah masih melakukan uji kelayakan untuk membuat RSUD," ujar dia.

Sementara itu, Anggota Komisi D (Bidang Kesra) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Yusuf Dardiri mengatakan, ketentuan RS swasta untuk menysisihkan 25 persen tempat tidur bagi kalangan miskin, hanyalah ketentuan minimal. "Itu belum bisa dikatakan ideal," ujar dia.

Kata Yusuf jumlah ideal bilik kelas tiga untuk kalangan miskin, harus disesuaikan dengan jumlah data pemegang Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). "Paling tidak untuk Kota Bogor, membutuhkan 18 sampai 20 unit pelayanan RS," kata dia.

Saat ini, ujar Yusuf pemegang SKTM di Kota Bogor mencapai 179 ribu jiwa. Dengan alokasi anggaran mencapai Rp12 miliar untuk penjaminan biaya pengobatan.

Hanya saja lanjut dia, penolakan terhadap pasien SKTM masih kerap tidak dianggap. Hal tersebut lantaran RS swasta cenderung lebih mengutamakan pasien umum."Orientasi RS swasta adalah berbisnis, bukan pelayanan," keluhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement