REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pihak Gerindra sudah siap menghadapi kampanye hitam yang dimanfaatkan untuk menjatuhkan capres andalannya, Prabowo Subianto. Konsolidasi ke daerah-daerah seluruh Indonesia akan terus digiatkan. Pendekatan personal kepada seluruh tokoh masyarakat Indonesia dinilainya sangat efektif untuk menyukseskan Prabowo menjadi orang nomor wahid di negeri ini.
Tidak tertutup kemungkinan isu-isu lama, seperti pelanggaran HAM mencuat lagi menjelang 2014. "Prabowo sudah diperiksa atas kasus itu dan tidak terbukti bersalah," ujar Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, saat dihubungi, Ahad (2/6). Siapapun lawan politiknya tentu tidak ingin melihat Prabowo maju dengan mulus.
Pada 17 Maret lalu, 33 DPD Partai Gerindra mendapuk Prabowo sebagai capres satu-satunya, di Desa Bojong Koneng, Jawa Barat. Jalan untuk menggantikan SBY sebagai presiden diprediksi tidak mulus. Partai Gerindra meyakini sejumlah isu pelanggaran HAM akan digunakan sebagai kampanye hitam menjelang 2014. Hal ini dilakukan untuk menjegal langkah Prabowo di 2014.
Pada 1983, kala itu masih berpangkat kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer. Pada 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil.
Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana. Pada 1997, Prabowo diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sekitar 13 aktivis pro reformasi.