REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Kepolisian Sektor Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, menyimpulkan tewasnya seorang balita berusia satu tahun yang tercebur ke kolam milik keluarganya bukan karena kesengajaan. Itu melainkan faktor kesalahpahaman orang tuanya.
"Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan menerima hasil visum luar dari tim dokter. Hasilnya bisa disimpulkan bahwa ini memang murni kecelakaan, bukan pembunuhan atau adanya unsur kesengajaan," kata Kapolsek Kedungwaru, AKP Irwantono, Kamis.
Ia memang sempat menyebut adanya unsur kelalaian dari pihak orang tua dalam melakukan pengawasan terhadap korban yang baru belajar berjalan tersebut. Namun, menurutnya, kelalaian tersebut lebih cenderung disebabkan kesalahpahaman antara pihak ibu dengan ayah si balita yang sama-sama tidak menyadari anaknya berada dalam situasi bahaya karena tidak terawasi dengan benar.
"Si ibu mengira anaknya sedang bersama si bapak, demikian pula sebaliknya. Mereka baru sadar setelah sama-sama mencari dan si anak sudah tidak ada," terang kapolsek.
Insiden itu sendiri baru diketahui sekitar pukul 17.00 WIB atau sekitar 30 menit setelah korban yang bernama Akbar Satria Davana Nadwa lepas dari pengawasan ibunya. Mayat korban diketahui pertama kali oleh Riyanto saat hendak memberi makan ikan gurame yang terletak di belakang rumahnya. Riyanto sempat tak sadarkan diri begitu mengetahui anaknya tewas tenggelam, begitu pula Cahyani, ibunya, yang terlihat syok ketika pemberangkatan pemakaman putranya.
Mayat korban lalu segera dievakuasi polisi dengan dibantu warga sekitar sebelum kemudian dimakamkan di pemakaman Desa Setempat. Menurut keterangan warga sekitar, korban merupakan bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Riyanto (43) dan Cahyani Widya Astuti (45).