REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Dinas Kesejahteraan Sosial dan Ketenagakerjaan (Dinkesosnaker) Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), akan mendata keberadaan anak 'punk' untuk nantinya dibina dan dilatih keterampilan ekonomi produktif.
"Kami sedang melakukan pendataan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah didapatkan berapa jumlah anak-anak 'punk' untuk dilatih sesuai kemampuan dan keinginan mereka," ujar Kabid Jaminan Sosial Dinkesosnaker Pangkalpinang, Ahkmad Wadman di Pangkalpinang, Kamis.
Meski begitu ia mengatakan, keberadaan anak 'punk' yang selalu berpenampilan unik, nyentrik bercirikan rambut bergaya seperti suku indian, celana ketat, sepatu bot, tindik di sekujur tubuh, dan aksesori serba logam masih berprilaku baik dan belum meresahkan masyarakat.
"Sampai saat ini kami belum menerima laporan dari masyarakat, artinya keberadaan komonitas ini di masyarakat cukup baik dan tidak melakukan hal-hal yang meresahkan masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, komunitas punk ini memiliki gaya sendiri, namun mereka tidak akan selamanya hidup tanpa dibekali keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga mereka.
"Mereka satu hingga lima tahun lagi tentu memiliki anak, isteri dan kehidupan sendiri sehingga mereka akan melepas gaya hidup mereka sekarang yang terkesan hura-hura dan tidak peduli dengan masa depan," ujarnya.
Untuk itu pihaknya berharap anak-anak punk ini mau bekerjasama mengembangkan potensi sehingga kedepannya tidak menimbulkan permasalahan sosial seperti pengangguran, kemiskinan dan kriminalitas.
"Kami berharap semua pihak memotivasi anak-anak punk dengan kegiatan-kegiatan yang positif sehingga tidak menimbulkan masalah sosial dan kriminalitas yang akan meresahkan masyarakat lainnya," ujarnya.