REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kebijakan untuk mengurangi penggunaan listrik termasuk diantaranya mengurangi penggunaan lampu di kompleks Istana Presiden Jakarta sudah mulai dilakukan.
"Saya ingin memberitahu di Kompleks Lembaga Kepresidenan berbeda dengan hari sebelumnya, sudah banyak lampu yang dipadamkan," kata Presiden saat memberikan sambutan pada acara penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) tahun 2011 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Rabu.
Presiden kemudian memberikan contoh penghematan listrik yang dilakukan oleh pemerintah Jepang di masa yang sulit yaitu setelah selesainya Perang Dunia II dan juga saat negara tersebut baru saja dilanda bencana alam tsunami pada 2010 lalu.
"Konon kota Tokyo saat itu sangat gelap di malam hari, hanya dua gedung yang lampunya menyala yaitu kantor perdana menteri dan pejabat terasnya. Mereka bekerja keras untuk memulihkan ekonominya, itu yang saya dengar," kata Presiden.
Cerita yang lain, kata Presiden adalah saat ia berkunjung ke Jepang pada 2010 pascatsunami di Jepang yang memang saat itu tengah kekurangan pasokan listrik.
"Waktu bertemu dengan PM Naoto Kan dan bertemu dengan Kaisar. Saat santap malam dengan PM Naoto Kan, saya diajak jalan dan mengatakan tidak semua lampu dihidupkan karena harus berhemat sampai semuanya pulih. Saya juga bertemu dengan Kaisar Akihito. Pertemuan kali itu saya diterima di tempat lainnya dengan alasan penghematan listrik," kata Presiden.
Kepala Negara menegaskan apa yang dilakukan Jepang, yang merupakan kekuatan ekonomi ketiga di dunia, patut dicontoh terutama saat menghadapi krisis.