Jumat 25 May 2012 20:58 WIB

JK: Kunjungan ke Pulau Komodo Alami Peningkatan

Jusuf Kalla
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Mantan wakil presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, setelah Pulau Komodo ditetapkan menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia, penerbangan pesawat yang mengangkut wisatawan menuju pulau tersebut saat ini mengalami peningkatan.

"Sebelum Komodo menjadi keajaiban dunia, hanya satu kali penerbangan sehari ke pulau tersebut, saat ini mencapai lima kali sehari," kata Jusuf Kalla di Kendari, Jumat.

Keberadaan Jusuf Kalla di Kendari dalam rangka melantik pengurus Palang merah Indonesia (PMI) Sultra periode 2012-2017 yang diketuai oleh Rusiawaty Abunawas Yusran Silondae. Menurut JK, kedepan penerbangan menuju Pulau Komodo bisa meningkat 10 kali penerbangan dalam sehari seiring makin banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung menyaksikan binatang melata tersebut.

"Bukan persoalan Komodo menjadi keajaiban dunia, karena Komodo itu tidak mengetahui kalau dirinya menjadi keajaiban dunia, tetapi yang terutama adalah manfaat yang diperoleh warga yang bermukim di pulau tersebut," katanya.

Kedatangan para turis atau wisatawan di Pulau Komodo, katanya, memberikan dampak positif bagi warga setempat khususnya dalam meningkatkan perekonomian penduduk setempat. "Sekitar 150 kepala keluarga mendiami pulau itu, dan mayoritas hanya dihuni tiga etnis yakni etnis Buton, etnis Bugis dan etnis Bima. Sementara jumlah Komodo di Pulau tersebut diperkirakan sekitar 4.000 ekor," katanya.

Jusuf Kalla menjelaskan, terpilihnya pulau Komodo menjadi Seven Wonder in the world atau 7 keajaiban dunia, tidak terlepas dari berkat dukungan seluruh masyarakat Indonesia.

"Sebelum saya dipercaya membantu mensosialisasikan Komodo, cuma 65 juta sms yang mendukung Pulau Komodo menjadi Tujuh keajaiban dunia, namun akhirnya menjadi 300 juta sms setelah saya meminta dukungan warga Indonesia, dan akhirnya Pulau Komodo terpilih menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement