Jumat 25 May 2012 16:33 WIB

JK: Terlalu Dini Bicarakan Capres

Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengungkapkan, di hampir semua daerah yang dikunjunginya dalam rangka kemanusiaan, dirinya selalu mendapat pertanyaan serupa, 'Apakah bapak masih bersedia menjadi calon presiden (capres)?'. Menanggapi pertanyaan tersebut, ia juga selalu memberikan jawaban senada.

"Jawaban saya, adalah masih terlalu dini, bila membicarakan masalah itu. Sebab masih banyak tugas-tugas kemanusiaan yang menanti saya untuk diselesaikan," kata Kalla, saat di tanya sejumlah wartawan, usai melantik pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), masa periode 2012-2017 di Kendari, Jumat (25/4).

Kendati demikian, JK, begitu Jusuf Kalla biasa disapa, mengakui dirinya tidak munafik jika masyarakat mendesak dirinya maju sebagai capres pada pemilu 2014 mendatang, akan memikirkannya. "Kalau memang rakyat menginginkan seperti itu, saya juga tidak munafik, dan tentu akan saya memikirkan untuk yang terbaik bagi kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat Indonesia," kata Ketua Umum PMI Pusat itu.

Menurut JK, saat ini dirinya masih terus dan terus berkonsentrasi pada tugas kemanusiaan sebagai Ketua PMI, yakni bagaimana agar disaat masyarakat membutuhkan pertolongan kemanusiaan (bantuan darah), harus tersedia di seluruh kantor dan markas PMI yang ada disetiap daerah di tanah air. Di Indonesia, kebutuhan darah dalam setahun minimal 4,5 juta kantong darah, namun yang bisa dipenuhi belum seluruhnya, sehingga perlu dukungan semua pihak.

"Saya mengapresiasi kepada sejumlah pimpinan daerah di tanah air khususnya pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang sudah mampu menyumbangkan darah ke PMI hingga mencapai belasan ribu kantong setahun," ujarnya.

Tentu dari jumlah itu, lanjut JK, diharapkan dari tahun-ke tahun terus mengalami peningkatan, karena kebutuhan darah juga semakin bertambah seiring dengan kemajuan dan peningkatan jumlah penduduk. "Semakin maju peradaban dan teknologi, juga kebutuhan akan semakin tinggi, termasuk darah juga akan semakin besar yang membutuhkan setiap tahunnya," kata JK menambahkan.

Gubernur Sultra, Nur Alam secara terpisah mengatakan, untuk mendukung ketersediaan darah di PMI, maka mulai tahun ini telah menginstruksikan kepada seluruh pegawai negeri sipil untuk melakukan donor darah minimal 2-3 kali dalam satu tahun. "Tentu bagi setiap orang yang melakukan donor darah itu tidak semuanya bisa, karena harus melalui uji pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter yang memeriksanya. Bila dinyatakan sehat maka baru bisa donor, namun bila yang bersangkutan dinyatakan tidak sehat maka tidak akan mungkin dilakukan donor," kata Nur Alam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement