REPUBLIKA.CO.ID, KEBON JERUK -- Keluarga besar Nur Ilmawati (25 tahun), salah seorang korban kecelakaan pesawat Sukhoi SuperJet 100 menanti kedatangan jenazah di kediaman nenek korban di Jalan Sasak II, Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Keluarga pramugari Sky Aviation ini terlihat tegar dan telah mempersiapkan pemakaman korban. "Almarhumah akan dimakamkan di tanah wakaf keluarga, di Jalan Salam III, RT 04/06, Kebon Jeruk. Berdampingan dengan paman almarhum," ujar Putri (20), adik sepupu korban.
Menurut Putri, jenazah korban setelah diterima di Lanud Halim Perdana Kusumah langsung dishalatkan di Mushalla Istiqamah, di dekat kediaman keluarga. Selanjutnya jenazah langsung dimakamkan di pemakaman keluarga.
Tidak ada gurat kesedihan yang berlebihan pada keluarga korban. Mereka mengaku telah mengikhlaskan kepergian korban. Irma, begitu keluarga biasa memanggil korban. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan menyenangkan.
Irma, diceritakan Putri, sudah tinggal terpisah selama lima bulan dari neneknya. Karena kesibukannya sebagai pramugari, Irma menyewa sebuah apartemen di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. Sebelumnya, dari kecil hingga masih bekerja di maskapai Adam Air, Irma masih tinggal di Kebon Jeruk, bersama nenek dan sepupunya. Bungsu dari lima bersaudara ini memilih tinggal bersama neneknya sejak kedua orang tuanya berpisah.
Putri mengungkapkan, menjadi pramugari merupakan cita-cita Irma. Selepas menyelesaikan pendidikan di SMK 13 Jakarta Barat dengan prodi Akuntansi, Irma melamar menjadi pramugari. Gadis kelahiran 6 Maret 1987 ini memiliki catatan karir yang cukup panjang.
Setelah menjajal karir di Adam Air, ia pindah ke Mandala Airlines. Kemudian ia sempat bekerja untuk Riau Air, dan akhirnya melabuhkan diri di Sky Aviation.
"Kami lega, cita-cita almarhum menjadi pramugari sudah tercapai. Ia juga sudah mampu hidup mandiri," kata Putri.