Selasa 22 May 2012 06:52 WIB

Indonesia Siap Hadapi Kecelakaan Nuklir

Peristiwa nuklir Fukushima Jepang
Foto: citypictures.org
Peristiwa nuklir Fukushima Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia siap dan tanggap menghadapi kecelakaan nuklir jika kejadian semacam yang terjadi di Fukushima, Jepang yang juga membuat panik negara-negara tetangganya, kembali terulang.

"Terbentuknya Organisasi Tanggap Darurat Nuklir Nasional (OTDNN) sejak lima tahun lalu adalah langkah nyata betapa pemerintah Indonesia sudah siap dalam menghadapi bahaya terkait nuklir," kata Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Bapeten, Khoirul Huda, di sela pertemuan Asian Nuclear Safety Network (ANSN), di Jakarta, Senin (22/5).

Negara-negara anggota ANSN yang terdiri dari Jepang, China, Korea, Vietnam, Malaysia, Philipina, Thailand, Singapura, Bangladesh, Kazhakstan dan Indonesia, selama tiga hari ke depan akan membahas penanganan kedaruratan yang baik sehingga mampu melindungi masyarakat dari bahaya radiasi.

"Kita semua belajar dari kasus-kasus kecelakaan reaktor nuklir yang fenomenal seperti Chernobyl, Three Miles Island atau yang baru saja terjadi akibat gempa dan tsunami di Fukushima, Jepang," kata Khorul.

Kecelakaan nuklir sendiri masuk kategori bencana. Karenanya, OTDNN selain beranggotakan kementerian kesehatan, kementerian pertanian, Polri, TNI AD, dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) juga beranggotakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dengan masuknya berbagai instansi ini, berbagai skenario pun sudah disiapkan, jika terjadi kecelakaan nuklir, misalnya bagaimana mengatasi masuknya angin radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) milik negara tetangga ke wilayah Indonesia.

"Organisasi ini juga semakin kuat karena ada payung hukumnya yaitu Undang-undang no 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran," tambahnya.

Indonesia saat ini belum memiliki PLTN dan baru memiliki tiga reaktor nuklir untuk kebutuhan riset, yakni di Tangerang Selatan, Banten, Bandung dan Yogyakarta.

"Tapi untuk kelas reaktor riset pun harus tetap ada upaya antisipasi yang terstandar," kata Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Bapeten, Suharyanto.

Dikatakannya setiap fasilitas nuklir memang beresiko, tetapi melalui kajian seksama lewat komunikasi dan berbagi pengalaman, dapat ditularkan cara-cara tepat menghadapi kecelakaan nuklir.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement