REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kombes Bambang Rudi Pratiknyo, mengatakan komplotan perampok toko emas yang beraksi di sejumlah provinsi telah dilatih menembak. Mereka dilatih menggunakan senjata api oleh oknum pecatan Tentara Nasional Indonesia.
"Hal tersebut berdasarkan hasil penyelidikan intensif dan pengakuan beberapa tersangka perampok toko emas yang telah ditangkap beberapa waktu lalu," kata Bambang saat ditemui di Mapolda Jateng di Semarang, Senin.
Bambang menuturkan oknum pecatan TNI, Hendro (45) dan Suryono (40), yang melatih perampok toko emas tersebut. Keduanya diketahui memiliki mobilitas tinggi dalam pelariannya. Mereka juga dikenal sadis serta tidak segan melukai korban perampokan yang melakukan perlawanan.
Menurut Bambang, para tersangka perampok emas yang belum tertangkap itu masih memegang lima hingga enam senjata api jenis FN dan Revolver. Sehingga, mereka membahayakan petugas yang melakukan pengejaran.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang menunjukkan empat sketsa wajah atas nama tersangka Arif, Hendro, Suryono, Yudi. Mereka masuk daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian dan akan disebar ke sejumlah wilayah.
"Sketsa wajah dan foto para permapok emas ini kami dapatkan setelah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi serta tersangka perampok yang telah ditangkap," ujarnya.
Polda Jateng menembak tiga dari enam anggota komplotan perampok emas yang beraksi di beberapa provinsi. Ketiganya ditembak dalam suatu penangkapan yang diwarnai baku tembak pada Rabu (16/5). Tiga tersangka yang terpaksa ditembak kakinya karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap tersebut adalah Yusuf (28), Deden Herawan (38), dan Sahono (36).