Senin 21 May 2012 12:05 WIB

Ini Dia Kritik untuk Ulama dan Mubalig

Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG---Kalangan ulama dan mubalig di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung perlu meningkatkan kemampuan teknis dalam menyampaikan dakwah sehingga pesan yang disampaikannya makin mampu mengetuk hati umat.

"Selama ini ulama dan mubalig sudah cukup bagus menyampaikan syiar Islam, tetapi tetap harus ditingkatkan lagi karena tantangan sosial umat makin kompleks yang berpotensi menjauhkannya dari nilai-nilai Islam," kata Ketua DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Babel, Ustad Sofyan Rudianto di Pangkalpinang, Senin (21/5).

Ia menjelaskan, Pemda harus secara serius memperhatikan peningkatan kemampuan teknis para ulama dan mubalig dalam menyampaikan materi dakwah baik dari sisi komunikasi maupun materinya agar lebih aktual dan lebih membumi untuk menarik perhatian dan minat umat.

"Seperti sekarang terkadang materi dakwah lebih banyak bersifat spiritual dengan teknis penyampaian yang kurang pengayaan, sehingga umat yang mendengarkan terkadang cepat jenuh bahkan tidak mau datang ke masjid," ujarnya.

Karena itu, harus ada pengayaan teknis dan materi dakwah yang bukan hanya berorientasi mutlak terhadap nilai-nilai spiritual tetapi juga bersifat nilai sosial dengan menyampaikan berbagai kasus yang terjadi sehari-hari agar mudah dipahami umat terutama kalangan remaja.

"Jamaah masjid terutama kalangan muda usia lebih tertarik dengan masalah nyata dalam kehidupannya sehari-hari, karena itu orientasi dakwah bukan hanya bersifat spiritual tetapi juga bersifat sosial sebagai pegangan mereka dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangka Belitung, KH. Usman Fathan mengatakan ulama berupaya terus meningkatkan syiar Islam di berbagai masjid untuk meningkatkan kesadaran umat akan pentingnya akhlak yang baik dalam menjalani kehidupan.

"Namun memang jamaah yang datang terkadang tidak seberapa, umat lebih memilih nonton TV di rumah atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungan dengan spiritual," ujarnya.

Sikap mental tersebut, katanya, disebabkan pengaruh lingkungan terutama media televisi yang sering menayangkan siaran yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang akhirnya merusak aqidah umat terutama generasi muda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement