REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Trigana Air mengaku belum mengetahui pasti total kerugian pasca penembakan yang dilakukan orang tak dikenal di lapangan terbang Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Minggu 8 April silam. Bahkan diakui Asisten Manajer Area Trigana Papua Irwan Rochendi, pihaknya terus mengalami kerugian karena belum membuka penerbangan dari dan ke Mulia.
Irwan enggan menjawab pertanyaan mengenai kerugian yang dialami perusahaan penerbangan itu. Karena, kata dia, tim teknisi Trigana masih melakukan pengecekan dan perbaikan pesawat tersebut.
"Untuk itu saya juga belum tahu berapa kerugianya tetapi yang pasti tim teknisi masih memperbaiki pesawat tersebut," jawabnya ketika dihubungi, Senin.
Ia hanya mengatakan, akibat belum dibukanya kembali penerbangan dari dan ke Mulia, Trigana mengalami kerugian. "Kami juga mengalami kerugian karena belum melayani Mulia," katanya.
Pada Minggu pagi tanggal 8 April lalu telah terjadi penembakan pesawat milik Trigana jenis twin Otter oleh OTK yang belakangan diketahui dari kelompok separatis bersenjata, ketika pesawat tersebut hendak mendarat di lapangan terbang Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
Dalam penembakan pesawat tersebut, Leiron Kogoya, salah satu wartawan Papua Pos Nabire grup surat kabar harian (SKH) Pasific Post tertembak mati, sedangkan penumpang, pilot dan kopilot juga ikut kena serpihan tembakan.