Jumat 18 May 2012 23:38 WIB

Seorang Balita Jadi Korban Puting Beliung di Tulungagung

REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG--Bencana angin puting beliung yang melanda Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat sore, mengakibatkan seorang balita tewas dan dua lainnya yang masih satu keluarga kritis, setelah tertimpa reruntuhan rumah mereka yang ambruk.

"Korban meninggal karena mengalami benturan di kepala akibat benda keras yang mengenai sebagian besar permukaan tubuhnya," ujar dokter jaga ruang instalasi rawat darurat RSUD dr Iskak, dr Valentono.

Ia menyebutkan, sebanyak tiga korban puting beliung yang dilarikan ke rumah sakit daerah itu. Selain korban balita bernama Kuncara yang masih berusia 3 tahun, dua korban lain yang mengalami luka parah adalah sepasang kakek dan nenek bernama Wardiman (63), serta Satirah (60).

Ketiga korban ini masih satu keluarga asal Desa Doroampel, Kecamatan Sumbergempol.

Mereka mengalami luka-luka cukup serius, dan salah satu di antaranya meninggal dunia setelah rumah mereka yang terbuat dari bambu, ambruk dihempas hujan disertai puting beliung.

Selain korban Kuncara dan kakek-neneknya, ibu balita itu, Ika, juga sempat tertimpa reruntuhan rumah.

Namun luka yang dialami ibu yang berusia 21 tahun ini relatif ringan, sehingga tidak sampai menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Satirah dalam kondisi sadar ketika menjalani perawatan di rumah sakit, mengatakan bahwa dirinya pada saat itu memang sedang berada di dalam rumah.

Ketika angin mulai kencang dan mereka ingin beranjak keluar untuk mencari tempat perlindungan yang aman, rumah mereka keburu ambruk diterpa angin kencang sehingga menimpa seluruh penghuni yang ada di dalamnya.

Wardiman yang ada paling dekat dengan pintu keluar, justru terkena reruntuhan balok kayu di bagian punggung, sementara Satirah terkena kayu kecil dan genting yang mengenai kepalanya.

"Kami semua akan keluar tetapi angin sudah merobohkan rumah," ujar dia.

Sriyanah, anak dari Wardiman dan juga Satirah yang tinggal tidak jauh dari rumah korban menceritakan, saat kejadian, anggota keluarganya tidak sempat menyelamatkan diri saat bencana puting beliung mulai menerjang.

Kuncara yang saat itu berada di gendongan belakang ibunya, bahkan harus meregang nyawa lebih dahulu setelah balok kayu seukuran paha orang dewas menghantam kepalanya.

"Kejadiannya begitu cepat. Angin kencang mirip `lesus` (istilah puting beliung dalam bahasa Jawa, Red) itu tiba-tiba datang menghajar apa saja yang dilewatinya termasuk rumah kami, hingga ambruk rata dengan tanah," kata Sriyanah.

Bersamaan dengan musibah yang terjadi di Desa Doroampel ini, hujan deras disertai angin puting beliung juga menerjang dua desa di dekatnya, yakni yakni Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu serta Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol.

Belum diketahui jumlah rumah yang rusak maupun kerugian material yang ditimbulkan akibat bencana lokal tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement