REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi pesawat Sukhoi Super Jet 100, di Puncak Manik, Gunung Salak, Bogor, efektif dihentikan mulai Jumat (18/5) sore. Tetapi, proses pencarian instrumen pelengkap Black Box, yaitu, Flight Data Recorder (FDR) masih terus dilakukan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas)) Daryatmo. "Pencarian (FDR) diserahkan tanggungjawabnya kepada instansi (militer) setempat," kata dia.
Daryatmo menjelaskan, instansi militer yang maksud adalah Komandan Resimen Militer 061/Surya Kencana, dan Komandan Landan Udara Atang Sanjaya Bogor. "Penyerahan kewenangannya sudah dilakukan," terang Daryatmo.
Saat ini dua SSC dari masing-masing satuan Kopassus, Korpaskhas, dan aparat Korem 061, masih melakukan penjagaan dibeberapa titik tertentu di Gunung Salak.
Terkait dengan keberadaan tim SAR Rusia yang masih melakukan evakuasi bangkai pesawat dan pencarian FDR di areal Gunung Salak, Daryatmo menegaskan keberadaan tim Rusia tersebut tetap harus mendapat pengawalan. "Mereka tetap dikawal dari satuan Kopassus dan Korpaskhas," kata dia.
Daryatmo menambahkan, keinginan tim Rusia yang hendak mengangkat bangkai pesawat agar dapat dilakukan investigasi menurutnya juga merupakan hal yang sia-sia. Pasalnya selain karena sulitnya medan, juga karena beratnya material yang harus dievakuasi, seperti mesin pesawat. "Tetapi tetap akan dikordinasikan kepada mereka," tuntas Daryatmo.