REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak, Bogor, resmi dihentikan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas). "Evakuasi korban, efektif terhitung sore ini (18/5) dihentikan," kata Kepala Basarnas Daryatmo, saat konfrensi pers di Posko Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Jumat (18/5) kemarin.
Ia menyatakan berhenti, berdasarkan fakta yang dilaporkan oleh komandan tim SAR gabungan, yang hingga hari kesembilan proses evakuasi, sudah tak lagi ditemukan sisa potongan jasad korban pesawat asal Rusia tersebut.
Kata dia, tim SAR gabungan sudah melakukan penyisiran hingga radius satu kilo meter, dari lokasi ditemukannya bangkai SSJ 100. "Penyisiran sudah, tidak ada lagi tersisa (potongan jasad korban-red)," kata Daryatmo.
Akan tetapi, dengan dihentikannya proses evakuasi jasad korban tersebut, kata dia, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian instrumen pelengkap Black Box, yang hingga kini belum dapat ditemukan wujudnya. "FDR (Flight Data Recorder-red), belum ditemukan," terang dia.
Untuk itu, lanjut Daryatmo, proses pencarian FDR masih akan terus dilanjutkan. Hanya saja kata dia, pencarian FDR tersebut menjadi kewenangan dan tanggung jawab instansi militer setempat. "Sudah dilimpahkan kewenangannya kepada Danrem 061/Surya Kencana, dan Kalanud Atang Sanjaya (Bogor)" terangnya.