REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menyemprotkan disinfektan di lokasi penemuan jasad korban kecelakaan Pesawat Sukhoi Super Jet 100, Kamis (17/5). Penyemprotan itu dilakukan untuk mencegah potensi penyebaran penyakit yang berasal dari jasad korban yang sudah lebih dari satu pekan belum terkubur di lerang Gunung Salak.
Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Daryatmo, menyatakan, penyemprotan disinfektan itu bertujuan untuk mencegah potensi penyebaran penyakit akibat jasad manusia yang belum terkubur. Biasanya, ujar dia, penyakit timbul adalah kolera.
"Oleh sebab itu, agar petugas evakuasi dan masyarakat tidak terkena kolera, Dinkes Bogor menyemprotkan disinfektan," ungkap Daryatmo di hadapan sejumlah wartawan.
Selain menyemprotkan disinfektan, kata Daryatmo, pihaknya juga akan melakukan penanaman pohon kembali atas penebangan sejumlah pohon yang dilakukan selama proses evakuasi.
Lebih lanjut, Daryatmo mengungkapkan, Palang Merah Indonesia (PMI) juga telah memberikan bantuan berupa 50 scoop dan pacul serta beberapa bak mandi untuk warga. Hal itu dilakukan, untuk mengganti kerusakan sejumlah tempat mandi karena pembangunan posko.
"Barang-barang itu diharapkan dapat membantu warga dalam melakukan aktivitasnya," ujar Daryatmo di Ruang Media Center Landasan Udara Halim Perdanakusuma.