REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengatakan, idealnya sekolah khusus olahraga yang berfungsi sebagai pusat pembinaan atlet ada di setiap provinsi bukan hanya di beberapa kota.
"Idealnya di 33 provinsi ada SKO. Saat ini hanya ada di lima tempat, salah satunya di Ragunan," kata Menpora Andi Mallarangeng di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (16/5).
Lima SKO yang saat ini terus berkembang adalah SKO Ragunan, SKO Kalimantan Timur, SKO Sumatra Selatan, SKO Riau, dan SKO Jawa Timur yang berada di Sidoarjo.
Menurut dia, keberadaan SKO di Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Thailand. Meski hanya berpenduduk kurang lebih 70 juta orang, Negeri Gajah Putih ini membangun banyak SKO. Berdasarkan data yang ada jumlah SKO mencapai 26.
"Sebetulnya dulu kita sudah memiliki banyak sekolah olahraga seperti SG0 dan SMOA tapi saat ini telah dilebur. Makanya saat ini SKO perlu dibangun minimal di setiap provinsi," katanya menambahkan.
Pembinaan atlet muda, kata dia, selain melalui SKO juga dilakukan melalui PPLP. Banyak atlet yang saat ini berprestasi dan mampu mengharumkan nama bangsa dikancah internasional hampir semuanya lulusan PPLP yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data di Kempora, jumlah PPLP sebanyak 114. Dalam setiap PPLP terdapat 25 cabang olahraga. Selain itu juga ada PPLMD sebanyak 111 tempat.
"Selain itu ada sekolah umum yang mempunyai sekolah olahraga yang berada Yogyakarta dan Aceh," kata pria kelahiran Sulawesi Selatan itu.
Menpora menambahkan, selain mengupayakan SKO, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan Nasional untuk membangun Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) Keolahragaan di Indonesia.
Dengan banyaknya SKO dan PPLP di Indonesia, kata dia, diharapkan terbentuk lebih banyak atlet potensial. Selama ini banyak nama besar yang merupakan lulusan PPLP di antaranya Susi Susanti, Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, Triyaningsih, dan Yayuk Basuki.