Rabu 16 May 2012 13:58 WIB

Jangan Takut Terbitkan Novel!!

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Hafidz Muftisany
Menulis (ilustrasi).
Foto: nationalturk.com
Menulis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Menerbitkan novel ternyata memiliki trik tersendiri. Apalagi ketika novel tersebut berniat untuk diterbitkan. Untuk seorang penulis baru menembus penerbit terkenal memang cukup sulit.

Kesulitan ini juga diakui oleh penulis senior Jamalludin, yang telah menerbitkan delapan novel dalam kurun waktu tujuh tahun. "Novel saya sudah sering di tolak sana sini,"ujarnya di acara Islamic Book Fair Bandung 2012.

Penerbit besar, kata Jamal, untuk memutuskan sebuah naskah layak dijadikan novel atau tidak, membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. "Memang prosesnya lama karena saking banyaknya naskah yang masuk redaksi,"akunya.

Trik yang ia lakukan untuk menembus penerbit besar, adalah mengirimkan naskah novelnya ke penerbit kecil dulu. "Nanti kalau sudah jadi best seller atau terjual ribuan copy, baru kirimkan naskah selanjutnya ke penerbit besar," jelas penulis novel best seller Lousiana-Lousiana.

Tapi jangan khawatir, lanjut Jamal, menurutnya saat ini banyak penerbit-penerbit yang bermunculan yang membutuhkan banyak naskah novel. "Mereka (penerbit-red) kan juga butuh persediaan naskah. Nanti baru dipilah-pilah oleh tim redaksi dan marketing,"imbuhnya.

Jamal juga menegaskan bahwa seorang penulis baru harus menghilangkan rasa takut dan khawatir. "Jangan merasa minder dulu. Apa yang kita pikir buruk bisa jadi menurut orang lain itu bagus, sama hal nya dengan penilaian novel,"tandasnya.

Selain itu, sambung Jamal, sebagai penulis kita juga harus mempelajari karakteristik penerbit dan tulisan. "Ada penerbit yang suka tulisan serius, ada juga yang humoris, dan ada yang islami. Nah lalu kita lihat tulisan kita masuk kategori yang mana,"ungkapnya.

Selanjutnya, ujar Jamal, kalau sudah kenal dengan penerbit bangun hubungan yang baik. "Nantinya kalau sudah kenal kita bisa kirim naskah hanya lewat email. Kalau naskah baru kan harus d kirim dengan bentuk hard copy ke si penerbit,"tambahnya.

Dosen seni rupa ITB ini juga menambahkan bahwa penting untuk seorang penulis mendengar opini dari teman atau kolega tentang naskah novel yang dibuat. "Karena mereka bisa menilai juga memberikan masukan positif untuk tulisan kita menjadi lebih baik,"tutupnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement