REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilot Sukhoi Superjet 100, Alexander sempat melakukan manuver ke kanan setelah turun dari ketinggian dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki.
Deputi Senior General Manajer PT. Angkasa Pura cabang Bandara Internasional Soekarno Hatta, Mulya Abdi, mengungkapkan manuver tersebut dilakukan dalam wilayah training area landasan udara Atang Sanjaya.
"Salah satu manuver orbit kanan melakukan putaran ke arah kanan. Wajar dalam pesawat demo dia melakukan orbit ke kiri dan ke kanan,"ungkap Mulya saat dihubungi Republika, Ahad (13/5). Mulya mengungkapkan permintaan manuver dilakukan setelah pilot meminta turun dengan ketinggian sekitar 4000 kaki.
Mulya menjelaskan pihak Air Traffic Center di Bandara Soekarno-Hatta mengabulkan permintaan pilot karena dinilai wilayah terbang Sukhoi Superjet 100 masih berada di wilayah yang aman. Pesawat buatan Rusia tersebut, ujarnya, ketika itu berada 7 notical mile (1nm =1300 m) dari Gunung Salak dan tidak ada pesawat lain yang mengganggu jalur penerbangan.
Tidak hanya itu, cuaca di wilayah udara Lanud Atangsanjaya saat itu berada pada kondisi yang terang. Namun untuk di atas puncak gunung diduga berawan. Mulya memastikan kalau ijin yang diberikan ATC atas permintaan Sukhoi Superjet 100 tidak melanggar prosedural."Bahwa tetap terjadi kecelakaan kita serahkan kepada KNKT untuk melakukan investigasi,"tandas Mulya.
Meski demikian, Mulya mengaku kalau manuver pilot lepas dari pantauan pihak Landasan Udara Atangsanjaya. Pasalnya, tutur Mulya, memang tidak ada kewajiban bagi Lanud tersebut untuk melakukan pemantauan. Menurutnya, wewenang Lanud Atangsanjaya hanya jika terdapat pesawat yang berketinggian di bawah 6.000 kaki.