Sabtu 12 May 2012 21:56 WIB

Tak Ada Kursi Lontar dalam Pesawat Komersil

Rep: Asep Wijaya/ Red: Chairul Akhmad
Pesawat komersil Sukhoi Super Jet 100.
Foto: Reuters
Pesawat komersil Sukhoi Super Jet 100.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Temuan sebuah materiil mirip parasut di sekitar titik evakuasi kecelakaan Pesawat Sukhoi Super Jet 100 memunculkan spekulasi akan upaya penyelamatan diri sang pilot.

Bila benar demikian, berarti pengendali pesawat tersebut dianggap mengabaikan keselamatan penumpang demi menyelamatkan dirinya.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Operasi Badan SAR Nasional, Mayjen TNI Hadi Lukmono, menegaskan tidak ada kursi pelontar dalam pesawat komersil. Apalagi kemungkinan ada parasut yang melekat dalam kursi itu.

Kursi pelontar, ujar Hadi, hanya ada pada pesawat tempur yang memuat dua awak penerbang. Syarat keberadaan kursi pelontar, yakni ada sejenis pintu di atas kursi tersebut yang dapat terbuka sebagai akses keluar kursi pelontar.

"Kondisi seperti itu sangat tidak mungkin ditemui pada kursi pilot pesawat komersil karena tidak ada celah di atasnya, yang ada malah kabin pesawat," ujar Hadi, Sabtu, (12/4).

Kemudian, tutur Hadi, seorang pilot pesawat Sukhoi itu sangat kecil sekali kemungkinannya untuk dapat menyelamatkan diri. Seperti diketahui, kemungkinan besar pesawat menabrak tebing Gunung Salak dengan kecepatan yang relatif tinggi.

Sehingga sangat tidak mungkin sang pilot dapat menyelamatkan dirinya. Ditambah lagi, di lokasi kejadian, ditemukan logam yang terbakar hangus. "Artinya, kemungkinan besar ada benturan hebat yang terjadi," kata Hadi.

Sementara itu, terkait temuan parasut di lokasi kejadian, Hadi menutup kemungkinan itu. Menurut dia, bisa jadi materil yang ditemukan itu mirip sebuah parasut. Barangkali itu adalah sejenis penutup (cover) kursi. "Namun demikian, saya belum bisa pastikan hal itu karena memang saya tidak melihat isi kantong yang diangkut dengan helikopter ke helipad Cijeruk," pungkasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement