REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Mabes Polri pada Sabtu siang masih memeriksa bagian jasad korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100.
Bagian-bagian itu masih dalam tahap pemeriksaan termasuk menemukan ciri-ciri khas."Tahap selanjutnya tim DVI akan melakukan pembandingan dengan data yang telah diterima dari pihak keluarga korban Sukhoi," kata Direktur Eksekutif DVI Indonesia, Kombes Pol Anton Castilani saat memberikan imbauan kepada sanak keluarga korban yang sedang menunggu di posko DVI Indonesia RS Polri Kramat Jati, Sabtu (12/5).
Pihaknya, lanjut Anton, akan menyusun deskripsi pada setiap jaringan dari jasad para korban Sukhoi yang diterima.
"Melihat tanda-tanda apa yang ditemukan seperti tato, tanda lahir, rahang atau ciri khusus lainnya," jelasnya.
Anton mengungkapkan, pihaknya telah menerima sebanyak 35 data jenazah yang diperlukan seperti sidik jari atau riwayat kedokteran para korban.
"Namun, masih ada 2 keluarga yang belum memberikan sampel DNA dari keluarga kandungnya sendiri, Tim DVI tidak bisa melakukan pemeriksaan kemarin karena yang menyerahkan adalah sepupu atau saudara iparnya," imbaunya.
Anton menjelaskan, proses identifikasi jenasah korban Sukhoi akan memakan waktu cukup lama. Pihaknya harus memeriksa dengan teliti tanda-tanda tubuh atau tes DNA agar potongan jenazah sesuai dengan tubuh para korban Sukhoi semasa hidup.
"Tes DNA memakan waktu minimal 2 minggu, itu belum termasuk mencocokkan bagian tubuh. Tentu keluarga tidak ingin menerima jenazah yang bukan keluarganya," jelas Anton.
Jika bagian-bagian tersebut dinyatakan lengkap, tim identifikasi masih harus melakukan proses rekonstruksi sehingga bentuk jenazah bisa dikembalikan secara utuh kepada keluarga korban.
"Kami berharap besar tubuh asli bisa kita lihat pada akhirnya," lanjur Anton.Ia meminta kepada pihak keluarga korban untuk pulang ke kediaman masing - masing sambil menunggu informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian.