Jumat 11 May 2012 14:53 WIB

Walah... Darah Juga Ada Calonya

Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) berjaga di depan mobil donor darah keliling.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) berjaga di depan mobil donor darah keliling.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI - Sekretaris PMI cabang Kota Bukittinggi, Nicolas Bawono, mengimbau keluarga pasien yang membutuhkan darah jangan mau mengambilnya dari calo. "Jangan mau mengambil darah selain dari Palang Merah Indonesia (PMI), karena darah itu biasanya dijual oleh calo," katanya di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (11/5).

Menurut dia, jual darah kepada keluarga pasien yang membutuhkan oleh calo hingga saat ini masih terjadi meski mulai berkurang. "Calo-calo menjual darah tersebut ada di rumah sakit. Darah tersebut dijual berkisaran Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta per kantong," kata dia.

Dia meminta para keluarga pasien yang membutuhkan darah supaya tidak mengambilnya dari para calo itu. "Upayakan datang ke kantor PMI, selain tidak bayar, berapa pun kebutuhan darah yang diminta, petugas akan membantu mencarikannya," kata dia.

Ia menyebutkan, PMI cabang Bukittinggi memiliki jaringan pendonor darah yang tersebar di kota itu, sehingga tidak kewalahan menghadapi permasalahan permintaan. Dikatakannya, pendonor darah berasal dari sukeralawan tanggap bencana PMI, mahasiswa dan masyarakat yang tergabung di dalam unit perhimpunan donor darah Indonesia.

"Pendonor di Bukittinggi terdata dengan baik. Ketika ada pasien yang butuh donor darah, mereka siap kapanpun untuk dipanggil untuk mendonor," ujarnya.

Jika stok darah dan pendonor tidak terpenuhi, lanjutnya, PMI akan meminta keluarga pasien ikut mendonorkan darah juga. PMI cabang Bukittinggi memiliki dua unit mesin pengolahan trombosit di unit transfusi darah, yang berasal dari bantuan PMI Pusat dan pengadaan dengan biaya sendiri.

"Sebanyak 40 kantong darah hasil donor bisa diolah semalam, sehingga PMI siap menghadapi permintaan dari rumah sakit dan pasien," jelasnya.

Berbeda dengan pasien kecelakaan atau operasi yang hanya memerlukan darah segar, pasien DBD lebih memerlukan trombosit. Trombosit darah hanya bisa disimpan paling lama 2,5 jam setelah pendonoran dan pengolahan, sehingga tidak bisa dipersiapkan tiap hari atau disimpan terlalu lama.

"Trombosit darah tidak bisa disimpan terlalu lama di kantong karena sifatnya yang mudah kedaluarsa," kata Nicolas Bawono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement