REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Keluarga korban pesawat Sukhoi Super Jet 100, Nur Huda Husein, telah menyerahkan berkas berupa ciri-ciri dan DNA kepada tim forensik di Bandara Halim Perdana Kusuma. Nur Huda merupakan kakak kandung dari Didi Nur Yusuf, salah satu korban yang berada dalam pesawat komersil asal Rusia yang jatuh di Cisalak Bogor.
"Data kebutuhan forensik sudah diserahkan, anaknya juga dibawa untuk diambil DNA-nya," kata Huda saat ditemui wartawan di rumahnya, Jalan Kemakmuran RT 05/RW 03 Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, Kamis (10/5) sore. ?
Didi adalah salah satu rombongan Sukhoi yang berangkat dari Landasan Udara Halim Perdana Kusumah pada Rabu (9/5) kemarin. Didi, anak ke 12 dari 13 bersaudara, meninggalkan seorang istri bernama Ella dan seorang putra bernama Abdul Haris Dirgantara, 13 tahun.
"Saya anak ke emapat, dia (Didi) yang ke 12," terang Huda. Huda menceritakan, anak dari pasangan Ahmad Husein dan Mudmainah ini adalah sosok yang rajin dan ulet. Pria asal yang lahir di Magelang Jawa Tengah tersebut, diakui Huda sangat antusias menjaga hubungan persaudaraan dalam keluarga.
Dodot, panggilan akrab Huda kepada adiknya tersebut, dikatakan sering mengikuti pengajian rutin yang diadakan keluarga. "Hubungan kami sangat erat, dan akrab," cerita Huda, sambil terisak.
Menurut Huda, ada kejanggalan dari sikap Didi belakangan ini. Biasanya, lanjut Huda, baik Didi dan dirinya kerap lancar berkomunikasi, baik secara tatap muka atau pun hanya melalui telepon saja. "Kemanapun dia, pasti pamit sama saya," ujar Huda.