Kamis 10 May 2012 15:34 WIB

Pantau Korban Sukhoi, Aktifitas Majalah Angkasa Terhenti

Rep: Ira Sasmita/ Red: Karta Raharja Ucu
Fotografer senior Didik Nur Yusuf (kiri) Reporter Dody Aviantara (kanan) majalan Angkasa.
Fotografer senior Didik Nur Yusuf (kiri) Reporter Dody Aviantara (kanan) majalan Angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktifitas redaksi majalah Angkasa terhenti, Kamis (10/5). Semua anggota redaksi sibuk memantau perkembangan terakhir dari dua orang rekan mereka yang tercatat sebagai penumpang pesawat Sukhoi Super Jet 100. Pesawat itu mengalami kecelakaan dalam penerbangan joy flight ke II, Rabu (9/5) siang.

Business director Grup Kompas Gramedia, Devy Situmorang mengatakan, saat ini redaksi dan manajemen majalah Angkasa masih berusaha mendapatkan informasi terbaru terkait keberadaan rekan mereka. Reporter Dody Aviantara dan fotografer Didik Nur Yusuf (43) majalah Angkasa ikut serta dalam penerbangan nahas tersebut.

Didik merupakan satu-satunya fotografer majalah Angkasa. Ia telah bergabung di majalah khusus penerbangan tersebut selama hampir 20 tahun. "Juni ini mas Didik akan mendapatkan cincin penghargaan masa kerja, karena telah mengabdi selama 20 tahun," ungkap Devy.

Menurut Veronica Indrati, sekretaris redaksi majalah Angkasa, Didik merupakan fotografer senior yang dikenal ramah dan religius. Didik telah berkali-kali melakukan tugas liputan menggunakan beraneka jenis pesawat udara di dalam dan luar negeri. Ayah satu anak ini pernah mendapatkan kesempatan menaiki pesawat tempur jenis F-16 secara ekslusif. Beberapa karya fotonya pernah dianugerahi penghargaan. Meskipun perawakannya besar dan identik dengan 'army look', Didik sangat humoris dan bersahaja. "Setiap ada acara bersama, dia yang pimpin doa," kata Veronica.

Sementara Dodi Aviantara dikenal sebagai reporter 'kalong'. Sebab pria yang bergabung sejak 2000 ini selalu datang ke kantor pada malam hari. "Dia datang ketika sebagian anggota redaksi sudah pulang," beber Veronica.

Sebagai reporter, Dodi dikenal memiliki kecintaan dan loyalitas penuh terhadap pekerjaannya. Latar belakang keluarganya berasal dari personil Angkatan Udara. Dodi juga pernah menulis buku edisi khusus tentang penerbangan yang diterbitkan majalah Commando.

Saat ini tiga orang perwakilan majalah Angkasa dikerahkan mengikuti gabungan tim SAR di Bogor. Pimpinan redaksi dan beberapa reporter terus bersiaga di Lanud Halim Perdana Kusuma. Manajemen majalah Angkasa telah mempersiapkan jika kemungkinan terburuk menimpa rekan mereka. Beberapa orang telah ditugaskan untuk bersiaga di kediaman Didik di Ciledug dan Dodi di Bintaro. "Persiapan jika nanti prosesi pemakaman harus dilaksanakan telah kita lakukan," ujar Devy.

Selain itu manajemen telah menyiapkan asuransi kecelakaan bagi kedua korban. Setiap kecelakaan yang dialami ketika masa penugasan, kata Devy, akan ditanggung sepenuhnya oleh manajemen majalah Angkasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement