REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - Ismiyati (23) reporter Trans TV menjadi salah satu korban penumpang pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Terungkap kisah bahwa ia sempat dilarang ibunya naik peswat tersebut.
"Ibu sempat melarang naik pesawat saat percakapan dengan Ismiyati sebelum berangkat Rabu (9/5) pukul 08.00 WIB, karena khawatir bahaya," kata Nuni, kakak Ismiyati di kediamanya di Komplek Griya Serdang Indah Blok D3 Nomor 03 Desa Harjatani Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang, Kamis (10/5). Ia mengatakan, ia dan keluarga tidak ada firasat apa-apa terhadap Ismiyati yang menjadi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak.
Ismiyati terakhir ketemu dengan orangtua dan kakak serta adiknya Jumat (4/5) saat libur kerja. Setelah itu, ia bekerja kembali bekerja sebagai reporter Trans TV di Jakarta.
Nuni mengatakan, Ismiyati anak yang pandai bergaul dan supel keinginan menjadi wartawan TV sejak kecil karena bisa berpetualangan kemana-mana. Cita-cita itulah, kata dia, yang membuat Desember 2011 diterima menjadi reporter TV Trans.
Ismiyati, anak ketiga pasangan Sikun Hadi Sunarto-Martini, pendidikan terakhir sarjana Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. "Kami berharap adik kami dalam kondisi selamat," katanya.
Ia mengaku, keluarga mengetahu Ismiyati salah satu penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 dari rekan-rekan wartawa Trans. Saat ini, kata dia, kedua orangtuanya beserta tetangga pergi ke Jakarta untuk mengetahui kepastian nasib Ismiyati. "Kami di sini hanya berdua dengan kakak Ismiyati menunggu rumah," kata Nuni.