REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kedatangan pesawat sipil Sukhoi Superjet 100 atau SSJ-100 ke Jakarta merupakan rangkaian kegiatan demo terbang pertama di enam negara Asia bertajuk "Welcome Asia", demikian informasi situs resmi Sukhoi, Rabu malam.
Selain di Indonesia, Sukhoi sudah melakukan kegiatan demo terbang pesawat yang didesain untuk mengangkut 98 penumpang itu, di Kazakhstan, Pakistan, dan Myanmar.
Sebelum ke Jakarta, pesawat jet yang antara lain telah menerima sertifikat validasi dari Direccion General de Aeronautica Civil, otoritas penerbangan Meksiko pada April 2012 tersebut, sudah melakukan demo terbang di Astana, Kazakhstan, pada 3 Mei.
Kemudian pada 5 Mei pesawat SSJ 100 yang dipiloti Alexander Yablontsev dan Alexander Kochetkov (co-pilot) ini terbang ke Karachi, Pakistan, dan Naypvidaw, Myanmar (7/5), sebelum mendarat di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, pada Rabu (9/5).
Setelah Jakarta, tur Asia SSJ100 akan dilanjutkan ke Vientiane, Laos, pada 11 Mei, dan Hanoi, Vietnam, pada 14 Mei 2012.
"Selama tur Asia ini, pesawat ini akan menampuh 15.510 kilometer," sebut situs Sukhoi.
Sukhoi Aviation Holding Company (JSC) merupakan industri pesawat terbang utama Rusia yang mempekerjakan lebih dari 26 ribu orang.
Produk utama perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki United Aircraft Corporation (JSC) itu, adalah pesawat-pesawat jet tempur supersonik seperti SU-22M3, SU-24MK, SU-25K, SU-27SK, SU-27UBK, SU-30MK, SU-32, SU-33, dan SU-35.
Sukhoi juga mengembangkan proyek pesawat tidak berawak (UAV) dan pesawat jet bisnis supersonik (SSBJ).
Hingga Rabu malam pukul 20:15 WIB posisi pesawat SSJ-100 berpenumpang 46 orang yang hilang kontak setelah terbang dari Bandara Halim Perdanakusumah tersebut, belum diketahui.
Terkait dengan hilangnya pesawat yang pertama kali terbang pada Mei 2008 itu, Dandim 0607 Sukabumi Letkol (Inf) Mukhlis mengatakan upaya pencarian pesawat sipil yang diduga jatuh di kawasan Gunung Salak, Jawa Barat, tersebut terus dilakukan hingga Rabu malam.
"Informasi awal tentang jatuhnya pesawat berpenumpang 46 orang ini langsung kami tindak lanjuti dengan menerjunkan tim gabungan untuk mencari titik jatuhnya pesawat itu," katanya di Sukabumi.
Mukhlis mengatakan masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Salak seperti warga Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, sudah diberitahu tentang hilangnya pesawat buatan Rusia tersebut, untuk kepentingan upaya pencarian.
Secara administratif, Gunung Salak masuk wilayah Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.