REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Mantan Kepala Staf TNI-AU (Kasau) Marsekal (Pur) TNI Chappy Hakim menilai upaya pencarian pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang hilang kontak saat "demo flight" di atas wilayah Gunung Salak, Kabupaten Bogor, cukup cepat.
Dalam wawancara televisi yang dipantau di Bogor, Rabu malam, ia menjelaskan bahwa upaya pencarian yang dikoordinasi Badan SAR Nasional (Basarnas), seperti mengerahkan helikopter sudah sesuai prosedur yang standar.
Pesawat buatan Rusia tersebut dilaporkan hilang kontak pada Rabu siang, sekitar pukul 14.50 WIB, dengan membawa puluhan penumpang, baik warga Rusia maupun Indonesia. Menurut Chappy Hakim, komunikasi dengan beberapa pihak berjalan baik. "Jadi, kita tunggu perkembangan lebih lanjut, apa yang sebenarnya terjadi," katanya.
Chappy Hakim yang sudah berada di ruang operasi Basarnas di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta juga menjelaskan bahwa beberapa pejabat tinggi dari Sukhoi Rusia dan pengusaha, Komandan Lanud dan pihak terkait, telah berkumpul di bandara itu.
Sebuah pesawat Sukhoi Super Jet 100 dilaporkan hilang kontak saat "demo flight" di atas wilayah Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu pukul 14.50 WIB, dan dibenarkan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Atang Sendjaja (ATS) Bogor Mayor (Sus) Ali Umri Lubis SH saat dihubungi memastikan pesawat tersebut bukan milik militer.
Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Harry Santoso, Rabu malam, memimpin rapat koordinasi dengan berbagai unsur dan lintas sektoral guna melakukan upaya pencarian pesawat Sukhoi Super Jet 100 itu.
Dalam rapat di Mapolres Bogor di Cibinong itu diikuti unsur TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Palang Merah Indonesia, Pemadam Kebakaran, serta wakil dari Badan SAR Nasional.